Samarinda โ Berbagai instruksi, saran serta nasihat diberikan pemerintah guna membendung penyebaran Covid-19, bak tidak ada habisnya.
Mulai dari keharusan disuntik vaksin hingga melakukan karantina mandiri bagi individu yang usai berpergian ke luar kota.
Namun seiring berjalannya waktu, Covid-19 justru semakin meningkat. Bahkan di Kota Samarinda sendiri, jumlah orang yang pernah terkonfirmasi positif telah menembus angka 14.942. Hal ini tidak menutup kemungkinan membuat ruang-ruang perawatan isolasi di tempat yang ditunjuk oleh pemerintah akan penuh.
Sehingga tidak jarang muncul saran untuk melakukan isolasi mandiri di rumah saja. Tidak terkecuali Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Samarinda yang jarang diketahui masyarakat terkait keadaan tahanan di dalamnya.
Diketahui ternyata Lapas Kelas IIA Samarinda itu juga disediakan ruang isolasi mandiri bagi warga binaan yang terindikasi Covid-19. Hal itu dituturkan langsung oleh Kepala Lapas (Kalapas) IIA Samarinda, Moh Ilham Agung Setyawan saat disambangi awak media, Rabu (7/8/2021).
“Ada sebuah ruangan khusus yang dijadikan tempat untuk melakukan isolasi mandiri, apabila terdapat warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ungkap Moh Ilham Agung Setyawan.
Dikatakannya juga kalau pihaknya menyediakan klinik yang dengan tiga doker dan empat perawat bagi warga binaan yang memiliki keluhan sakit.
“Apabila Lapas mendapat keluhan dari warga binaan akan segera mengkoordinasikan terlebih dahulu kepada rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Setelah itu pihak RS akan menanyakan keresahan seperti apa yang ingin diajukan,” beber Agung.
Walaupun keluh kesahnya itu tidak terlalu menghawatirkan maka pihak Lapas akan menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri saja di blok khusus yang telah disediakan.
Apabila ada warga binaan yang dinyatakan positif, maka wajib hukumnya untuk menjalani proses karantina selama 14 hari. Namun jika terlihat ada gejala tergolong penyakit parah, maka akan langsung dirujuk ke RS.
“Kalau misal rumah sakit rujukan penuh, misalnya RSUD AWS penuh, kita cari rumah sakit lain yang bisa menerima pasien,” jelasnya.
Kemudian bagi warga yang mendapatkan rujukan ke RS, petugas Lapas akan tetap melakukan penjagaan terhadap warga binaan.
“Pernah ada yang positif tapi alhamdulillah fisiknya kuat dan tanpa gejala. makanya tidak ke rumah sakit, hanya diisolasi di sini, dan yang jelas mereka selalu ditangani,” tegasnya.
Walaupun mengaku sedikit rumit mengatur warga binaan, dia bersyukur kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan semakin meningkat.
Sebenarnya tidak mudah membangun kesadaran mereka, tapi itulah tugas pihaknya untuk terus melakukan penjagaan, pendidikan bahkan hingga merawat mereka.