KUKAR: Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan wilayah yang tak hanya kaya akan sumber daya alam (SDA), melainkan juga suku dan budaya hingga dijuluki sebagai miniatur Indonesia.
Di Kutai, ada salah satu jenis kesenian musik bahari yakni Tingkilan.
Tingkilan adalah musik tradisional dengan gambus melayu sebagai alat musik utamanya yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Nusantara, utamanya di Kaltim dan khususnya berada di Kutai Kartanegara.
Dalam upaya melestarikan seni Tingkilan itu, Art Music Today menggelar Kemah Budaya Se-Kalimantan Timur 2024 dengan mengajak peserta yang terdiri dari musisi, pegiat musik dan praktisi muda.
“Pertemuan ini tidak hanya sekadar untuk berkenalan, tetapi juga untuk membangun jaringan dan memperkuat hubungan antar-seniman,” kata Ketua Yayasan Art Music Today Erie Setiawan di Ladaya Tenggarong, Kutai Kartanegara, Senin (5/8/2024).
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari mulai 5-8 Agustus 2024 ini mengusung tema “Bertemu, Berguru, Meramu”. Sebuah konsep yang mengedepankan pertemuan, pembelajaran dan kolaborasi dalam musik Tingkilan.
“Program ini bertujuan untuk mempertemukan para seniman musik dari berbagai latar belakang dan wilayah di Kalimantan dan menciptakan ruang bagi mereka untuk saling belajar, berbagi pengalaman dan bersama-sama meramu komposisi musik Tingkilan yang inovatif,” jelasnya.
Ia berharap, Kemah Budaya Tingkilan 2024 dapat menjadi wadah bagi para seniman muda untuk mengembangkan potensi mereka dalam musik Tingkilan, serta mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas.
“Saya harap melalui pertemuan ini terbentuk komunitas yang solid dan saling mendukung dalam melestarikan dan mengembangkan musik tradisional Tingkilan,” harapnya.
Pamong Budaya Ahli muda Disdikbud Kukar Muhammad Saidar yanh turut hadir saat sesi Sarasehan Kemah Budaya Se-Kaltim “Arus Zaman Boleh Berganti Seni Tingkilan Tak Boleh Mati” itu mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini.
“Semoga rekan-rekan seniman, budayawan generasi muda kita dapat belajar menimba ilmu terkait dengan budaya,” tuturnya.
Ia meminta agar kegiatan positif ini tidak hanya terhenti sampai di sini, tetapi bagaimana pengembangannya ke depan.
“Mengenalkan seni budaya daerah kepada masyarakat ini perlu sekali. Apalagi kita sudah memasuki IKN, jangan sampai budaya tradisi hilang,” tegasnya.(*)