SAMARINDA : Kasus penyakit Mumps atau gondongan melonjak di Kalimantan Timur (Kaltim).
Dinas Kesehatan Kaltim mencatat, lonjakan terbesar terjadi di Samarinda dan Balikpapan yang masing-masing mencatat 300 kasus.
Kenaikan jumlah kasus juga tercatat di beberapa daerah lain seperti Kutai Timur dengan 233 kasus, Bontang dan Berau masing-masing 148 kasus, Paser 45 kasus, serta Kutai Kartanegara yang paling rendah dengan 5 kasus.
Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran yang lebih luas jika tidak segera diambil langkah pengendalian.
Kepala Bidang Dinas Kesehatan Kaltim, Fit Nawati, menjelaskan pentingnya langkah pencegahan untuk menekan penyebaran penyakit ini.
Isolasi penderita selama 5-7 hari, terutama saat pembengkakan kelenjar parotis, menjadi langkah utama yang disarankan.
“Langkah utama yang harus dilakukan adalah isolasi penderita selama 5-7 hari, terutama saat pembengkakan kelenjar parotis terjadi. Jika diperlukan, sekolah yang terdampak juga bisa diliburkan guna memutus rantai penularan,” jelas Fit Nawati dalam paparan di Kantor Diskominfo, Jumat (18/10/2024).
Selain itu, Fit juga mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun secara rutin, serta menghindari berbagi peralatan makan dengan penderita.
Rutin mencuci tangan dengan sabun dan tidak berbagi peralatan makan atau mandi dengan penderita juga sangat dianjurkan,” tambahnya
Penyakit Mumps ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, demam tinggi hingga 39°C, pipi bengkak, nyeri saat mengunyah, hilang nafsu makan, nyeri sendi, serta mulut kering. Dalam kondisi ini, penderita juga sering merasa kelelahan.
Vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) menjadi cara paling efektif untuk mencegah penyebaran Mumps. Fit menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan mengikuti etika batuk yang benar dalam upaya pencegahan.
Fit juga menyarankan untuk mengompres area bengkak dengan air hangat serta mengonsumsi makanan lunak guna mengurangi rasa sakit.
“Mengompres area yang bengkak dengan air hangat juga dapat menghilangkan nyeri,” pungkasnya.(*)