Samarinda- Kick off menuju suksesi Kaltim 1 dan Kaltim 2 belum lagi dimulai. Tapi sayup dukungan sudah mulai terdengar. Mungkinkah duet incumbent Gajah Mada 2 akan kembali melaju bersama?
Pagi yang cerah di lahan Kelompok Tani Bangun Harja, Sekolaq Darat. Luasnya, sekira 25 hektare. Sudah diolah. Separuhnya lagi, baru potensi. Bisa diolah.
Tanahnya subur, penuh nutrisi. Terong, bawang, sayuran dan cabai tumbuh subur di sini. Sebab itulah, Gubernur Isran Noor tak ragu menyebut Kutai Barat sebagai masa depan pertanian Kaltim, karena tanahnya yang kelewat subur. Tanam apa saja pasti tumbuh. Apalagi, kalau ibu kota negara benar jadi dipindah ke Sepaku, di sisi utara Kabupaten Penajam Paser Utara. Jarak ke Kutai Barat (Kubar) nantinya hanya akan tinggal 70 km lewat jalur tol.
Kubar bisa jadi penyuplai bahan pokok untuk ibu kota negara yang mungkin tumbuh dengan jutaan manusia di dalamnya. Masih mengenakan caping di atas kepala, Gubernur Isran Noor menyelinap di antara rimbun tanaman cabai. Satu per satu cabai yang masih segar dipetiknya. Satu depa darinya, tampak Wagub Hadi Mulyadi tersenyum sumringah melihat hasil panen yang melimpah. Keduanya tampak cerah serasi berbalut bahagia berbunga-bunga.
Bupati FX Yapan yang sekalipun tak melewatkan momen kedatangan duet pemimpin Kaltim itu, bahkan memberi pujian yang mungkin terdengar berlebihan, meski benar adanya.
“Hari ini sejarah mencatat. Mulai Kalimantan Timur berdiri, ini baru pertama ada Gubernur dan Wakil Gubernur datang bersama sampai ke lokasi penanaman, sampai ke kebun. Ini luar biasa,” puji Yapan diamini wakilnya, Edyanto Arkan. Aplaus pun mengalir untuk Isran-Hadi dari para petani Kubar.
“Makanya kami mau Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur tiap bulan datang ke Kubar. Karena Kubar ini siang dikenang, malam jadi impian,” rayu Yapan lagi.
Mewakili suara rakyatnya, Yapan menyampaikan terima kasih atas perhatian besar Gubernur Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi untuk pembangunan Kutai Barat. Untuk pertanian dan perkebunan, tahunan ini tidak kurang dari puluhan miliar rupiah didistribusikan untuk Kubar. Baik untuk pengembangan, peremajaan, bantuan bibit dan pupuk, alat mesin pertanian, sampai peningkatan jalan usaha tani.
Bupati dua periode ini pun mengaku, kedatangan Isran-Hadi memberikan banyak suntikan semangat dan motivasi, termasuk bagi para petani dan pekebun di Kubar. Semangat untuk menyongsong masa depan, dan menanamkan optimisme dengan analogi ban pesawat. Dimana tidak selalu daerah maju yang pasti berhasil, sebab bisa jadi mereka yang berada di belakang lah yang akan lebih dulu sampai di tujuan, seperti pesawat yang selalu menempatkan ban belakang lebih dulu untuk menyentuh landasan.
Hingga pertengahan tahun 2021 atau dua tahun jelang suksesi, perpolitikan Kaltim masih adem ayem. Belum muncul tokoh yang secara terbuka menyatakan diri akan maju dalam kontestasi pemilihan gubernur mendatang.
Meski memberikan banyak bantuan, kehadiran Gubernur Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi sama sekali tak berisi bukan kampanye. Gubernur Isran bahkan mengatakan, bantuan keuangan yang diberikan kepada petani dan pekebun, bukanlah uang pribadinya, tapi uang rakyat yang memang sudah semestinya dikembalikan kepada rakyat, termasuk petani.
Meski begitu, bukan berarti tidak ada obrolan warung kopi soal siapa calon pemimpin Kaltim periode berikutnya. Selain kemungkinan incumbent (Isran-Hadi) yang masih akan ‘menambah’ waktu pengabdian mereka (entah masih bersama atau berbeda perahu), nama lain juga muncul. Ada Ketua DPD Partai Golkar Kaltim Rudi Mas’ud, mantan gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Makmur HAPK, termasuk juga Wali Kota Samarinda Andi Harun dan mantan wali kota Samarinda Syaharie Ja’ang.
Gubernur Isran dan Hadi Mulyadi sendiri sejauh ini belum pernah berbicara soal langkah politik mereka setelah ini. Keduanya hanya fokus untuk memuluskan perjalanan visi Kaltim Berdaulat di tengah gempuran pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih mengancam.
“Mudah-mudahan, tahun 2024 beliau berdua tetap diberi kepercayaan oleh rakyat untuk memimpin Kaltim. Mudah-mudahan tahun 2024 tetap pasangan, seperti Kutai Barat dua periode. Tidak berpisah seperti yang lain,” harap Yapan. Gubernur Isran dan Wagub Hadi hanya tersenyum mendengarkan doa Bupati Yapan, tanpa membalas suara.