Berau-Pulau Kaniungan yang berada di Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau ternyata bukan hanya memiliki keindahan wisata pantai yang menggiurkan.
Pulau berpenduduk sekitar 61 jiwa dengan 24 KK ini, ternyata juga potensial dengan pertanian kelapa. Sayangnya, lahan pertanian yang tersedia di pulau itu tidak terlampau luas.
“Saya hanya pekerja di sini Pak. Cari uang dari kelapa. Yang punya, orang Teluk Sulaiman,” ucap Hasan, pelaut Bontang yang hatinya juga sudah tertambat di Pulau Kaniungan.
Saat tidak melaut dan musim panen kelapa, Hasan memilih untuk mengupas kelapa. Upahnya Rp250 per biji kelapa. Kelapa yang sudah dikupas dan terpilih (biasanya ukuran besar) akan diangkut ke Teluk Sulaiman di Biduk-Biduk.
Harga per biji kelapa yang dibeli dari Pulau Kaniungan Rp2000 per biji. Ketinting atau perahu kecil hanya mengangkut dengan kapasitas minimal 500 biji, boleh lebih menyesuaikan kapasitas kapal.
“Setahu saya hanya ada dua. Tanjung Redeb dan Samarinda,” ungkap Hasan menyebut kemana biasanya kelapa-kelapa dari Kaniungan itu dijual.
Lamuti, tetangga Hasan, berprofesi sama. Jika tidak sedang membuka kulit kelapa, mereka berdua melaut. Apalagi, perairan Teluk Sumbang juga dikenal memiliki kekayaan ikan yang luar biasa.
Tapi belakangan mereka mulai gelisah, karena lahan yang mereka tempati konon akan dijual oleh si empunya lahan. Kemungkinan untuk kepentingan bisnis pariwisata, dibangun penginapan, home stay, restoran dan kafe serta bisnis wisata lainnya.
Sebagai informasi, setiap tahun , jumlah kunjungan wisatawan terus membludak ke Pulau Kaniungan, termasuk para pelancong dari mancanegara.
Karena pandemi Covid-19, tahun ini kunjungan wisatawan asing masih belum diperkenankan. Meski demikian, seluruh cottage dan home stay di Kaniungan sold out, bahkan beberapa hari sebelum tahun baru 2021.
Sebagian lain yang masih ingin tetap bertahan di Kaniungan datang membawa tenda dan mendirikannya di bibir pantai.
“Kami rombongan sekitar 80 orang. Ada yang pakai roda empat, ada juga roda dua. Kami ingin menikmati momen pergantian tahun di sini,” kata seorang ibu yang mengaku datang bersama sang suami tercinta dari Samarinda hanya dengan menggunakan sepeda motor.