JAKARTA : Persaingan para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri (PTN) telah dimulai di akhir tahun ajaran 2024/2025 ini.
Pihak sekolah pun mempersiapkan para siswanya agar dapat melanjutkan studi di lembaga pendidikan tinggi favorit.
Persiapan ini seperti halnya yang dilakukan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di bawah naungan Kementerian Agama. Lembaga pendidikan itu memacu siswanya untuk memacu siswanya untuk berebut kursi PTN.
Di MAN 13 Jakarta, misalnya, sebanyak 66 siswa telah dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) untuk masuk PTN.
“Alhamdulillah, ada 114 siswa yang eligible (memenuhi syarat) ikut SNBP 2025. Dari situ, 66 siswa diterima di Perguruan Tinggi Negeri favorit di Indonesia,” kata Kepala MAN 13 Jakarta, Yessy Anwar saat berbincang dengan narasi.co, Kamis, 17 April 2025.
Sejumlah PTN tersebut di antaranya, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
“Kami menjadi madrasah di DKI Jakarta yang siswanya paling banyak diterima di PTN melalui jalur SNBP,” lanjut Yessy.
Selain jalur SNBP, ada 32 siswa MAN 13 Jakarta yang diterima kuliah melalui jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN).
Ada juga satu siswa yang diterima di Fakultas Hukum UGM melalui jalur rapor dan tes mandiri.
“Ada satu siswa MAN 13 Jakarta yang masuk UI melalui jalur Talent Scouting. Nada Bening Sukarno di Fakultas Economics and Business, Prodi Islamic Ekonomic,” jelasnya.
Menurut Yessy, prestasi ini tidak terlepas dari proses pembinaan yang selama ini dilakukan pihak madrasah. Terutama, dalam mempersiapkan peserta didik kelas XII untuk dapat menembus ke PTN.
Upaya yang dilakukan antara lain, pembimbingan dan pendampingan intensif dari guru bimbingan dan konselint (BK) serta Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum. Langkah ini untuk menganalisa pilihan PTN yang akan dipilih.
“Analisa dari guru Bimbingan Konseling dan Wakil Kepala bidang Kurikulum menjadi bahan pertimbangan yang dapat diambil siswa dan orang tua siswa,” ujar Yessy.
Dalam perjalananya, lanjut Yessy, sekolah juga memberikan waktu konseling bagi para orang tua, siswa beserta guru BK untuk mendiskusikannya lebih lanjut.
“Apabila memang masih ada yang belum pas, baik untuk kampusnya maupun prodi yang akan dipilih,” sambungnya.
Dijelaskan, pendampingan dilakukan sejak dari pembuatan akun hingga nantinya anak submit terakhir di akun SNBP.
“Kegiatan ini sama kita lakukan dengan anak-anak yang berminat memilih ke jalur SPAN-PTKIN di Indonesia,” tandasnya.