JAKARTA : Pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M menjadi istimewa karena bertepatan dengan Haji Akbar karena wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat.
Ibadah pada Haji Akbar diyakini memiliki keutamaan keutamaan hingga 70 kali lipat dibandingkan haji biasa. Keutaman pada hari itu, seperti dikabulkannya doa dan dilimpahkannya ampunan Allah SWT.
Maka, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyarankan agar nantinya, para jemaah haji memanfaatkan kesempatan baik itu dengan banyak berdoa.
“Para calon jemaah haji yang dicintai Allah SWT semoga kesempatan ini dimanfaatkan juga mendoakan saudara sesama muslim dan muslimat seperti yang dicontohkan Rasulullah,” ajak Menag saat menjadi pemateri dalam Bimbingan Manasik Haji Nasional, Sabtu, 19 April 2025.
Ia lantas meminta agar nantinya jemaah haji Indonesia turut mendoakan saudara Muslim di Palestina.
Nasaruddin juga menyinggung tentang kekuatan doa kolektif. “Ada hadits yang menyatakan bahwa doa 40 orang secara serentak, akan diijabah. Saat wukuf nanti, ada 4 juta umat islam yang berkumpul. Kalau serentak 4 juta orang mendoakan, insyaaallah akan ada keutamaan bagi Palestina,” tutur Menag.
“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” lanjutnya.
Mengutip hadits Qudsi dan Surat Al-Baqarah ayat 30, Menag membingkai haji sebagai bagian dari misi kekhalifahan manusia dan dialog ilahi.
Bahkan iblis pun berdialog dengan Allah saat menolak bersujud kepada Adam, merasa lebih mulia karena diciptakan dari api.
Tapi, Allah menunjukkan bahwa keagungan manusia bukan pada asalnya, melainkan pada kemampuannya bertobat dan kembali kepada Tuhan.
“Allah mencintai dialog. Setelah pulang haji, jangan takut berdialog dengan siapapun, karena itu adalah tradisi Tuhan,” tegas Nasaruddin.
Rekor Muri
Sementara bimbingan Manasik Haji Nasional yang digelar secara hybrid dan luring diikuti sekitar 140 ribu jemaah calon haji di Asrama Haji Pondok Gede. Sedangkan peserta di seluruh Indonesia berada di sekitar 500 titik lokasi.
Ini merupakan kegiatan monumental diikuti secara langsung oleh 1.500 peserta di Jakarta dan 241.139 peserta secara daring (offline).
Dalam penyelenggaraan manasik haji ini, Kementerian Agama meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Saat berbincang dengan narasi.co, Menag Nasaruddin menyatakan bahwa manasik haji nasional itu merupakan komitmen Kementerian Agama untuk meningkatkan pembinaan jemaah haji, setiap tahunnya. Teruma menjelang penyelenggaraan ibadah haji.
Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya mengubah pendekatan bimbingan manasik haji agar tidak semata-mata fiqh oriented. Namun, juga harus sarat dengan pemaknaan ruhani dan transformasi diri.
“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujar beliau.
Ini menjadi pengingat bahwa ibadah haji yang diterima (maqbul) belum tentu membawa perubahan hidup yang sejati. Sedangkan haji yang mabrur—yang menumbuhkan akhlak, ketulusan, dan kepekaan sosial pasti diterima oleh Allah SWT.
Ia juga mengangkat kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi yang dibangun di Makkah. Kakbah merupakan replika dari Baitul Ma’mur, tempat para malaikat bertawaf di langit ketujuh.
Ritual tawaf oleh jemaah haji sejatinya adalah gerakan spiritual yang meniru malaikat, menggugurkan dosa, dan menyatukan diri dengan poros ilahi.
“Hajar Aswad dulunya batu putih, berubah karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri karena pernah dicuri, namun maknanya tetap suci,” tambahnya.
Ia juga menyinggung pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah bahwa pahala 100.000 kali lipat tak hanya di pelataran Kakbah, tapi mencakup seluruh wilayah Tanah Haram.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti, plt. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob T. Ananta.
Selain itu, Direktur Bina Haji Musta’in Ahmad, Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim, Direktur Pengelolaan Biaya Operasional Haji Ramadhan Harisman.
Kemudian, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nugraha Stiawan, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain dan para pejabat eselon II Kemenag dari seluruh Indonesia.
Selain itu, tenaga ahli, staf khusus Kementerian Agama, serta seluruh jemaah haji Indonesia yang terhubung secara luring dan daring.
Dengan terselenggaranya bimbingan manasik haji nasional ini diharapkan para calon jemaah haji Indonesia tidak hanya siap secara syar’i.
Namun, tetapi juga mampu memaknai haji sebagai perjalanan transformasi diri menuju maqam tertinggi sebagai insan yang mabrur terlebih dalam keberkahan tahun Haji Akbar yang penuh keutamaan dan rahmat ini.