BALI : Sabtu, 11 Januari 2025, perjalanan hari ketiga rombongan Media Sukri Indonesia (MSI) Group di Pulau Dewata dimulai dengan pengalaman yang kaya akan budaya dan keindahan alam.
Hari itu menjadi momen mendalam untuk memahami kearifan lokal, menikmati hidangan khas, dan menyatu dengan pesona alam Bali yang memukau, meski sedikit tertutup kabut hujan.
Tujuan pertama adalah Desa Penglipuran, desa adat yang terkenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Terletak di Jalan Pengelipuran, Kubu, Kabupaten Bangli, desa ini memikat hati dengan rumah-rumah tradisional yang berjajar rapi, taman bunga yang asri, serta atmosfer yang membawa pengunjung seolah kembali ke masa lampau.
“Berada di Penglipuran seolah membawa kita kembali ke masa lalu, di mana kearifan lokal benar-benar terjaga,” ungkap Adi, salah satu wartawan MSI Group.
Meski hujan gerimis mengguyur, keindahan desa ini tetap bersinar. Payung warna-warni yang digunakan wisatawan menambah estetika unik pada suasana. Para anggota rombongan turut mengenakan pakaian adat Bali yang disewa dengan tarif Rp 50.000, menciptakan momen tak terlupakan yang diabadikan dalam berbagai foto.
Harga tiket masuk ke desa ini per Januari 2025 adalah Rp 25.000 untuk dewasa domestik dan Rp 15.000 untuk anak-anak domestik, menjadikannya destinasi yang terjangkau sekaligus penuh nilai budaya.
Selepas menikmati keunikan Desa Penglipuran, rombongan melanjutkan perjalanan ke kawasan Gunung Batur untuk bersantap siang. Di salah satu restoran yang menawarkan pemandangan langsung ke Gunung Batur, mereka menikmati hidangan ayam dengan bumbu khas Bali.
Udara dingin, angin yang kencang, dan kabut tebal menyelimuti kawasan itu, menciptakan suasana mirip pegunungan Ciwidey di Bandung.
Meski pesona danau biru dan gunung berapi aktif yang biasanya memukau tak terlihat, rombongan tetap berusaha mengabadikan momen dengan berfoto di balkon restoran.
“Kabutnya justru memberikan kesan misterius yang unik,” kata Adit, salah satu wartawan.
Perjalanan berlanjut ke Jatiluwih Rice Terrace, salah satu situs warisan dunia UNESCO. Terletak di kawasan Penebel, Tabanan, area ini menawarkan pemandangan sawah bertingkat yang hijau dan memukau. Sistem irigasi tradisional subak yang digunakan oleh para petani menjadi bukti kearifan lokal Bali dalam menjaga harmoni dengan alam.
Harga tiket masuk ke Jatiluwih per Januari 2025 adalah Rp 15.000 untuk wisatawan domestik. Suasana damai dan keindahan lanskapnya membuat lokasi ini sempurna untuk melepas penat dan menyegarkan pikiran.
“Melihat sawah-sawah ini mengingatkan kita dengan suasana kampung halaman di Sukasari, Purwakarta,” ujar Aminah.
Menjelang sore, perjalanan hari itu ditutup dengan mengunjungi salah satu pusat oleh-oleh terbesar di Bali. Dari makanan khas hingga kerajinan tangan, rombongan MSI Group menyempatkan diri membeli berbagai buah tangan untuk keluarga.
Meski cuaca kurang bersahabat, semangat rombongan MSI Group tetap menyala. Hari ketiga di Bali ini bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi juga perayaan akan kebersamaan, kekayaan budaya, dan keindahan alam yang hanya dapat ditemukan di Pulau Dewata.(*)