JAKARTA : Efisiensi yang diterapkan diberbagai sektor bisnis, tidaklah menyurutkan kinerja perbankan untuk berkreasi menciptakan produk baru, agar lebih mendekatkan layanan dengan nasabah.
Begitu juga dengan PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah), yang selalu berinovasi menawarkan produk kepada nasabah. Seperti produk tabungan emas dan Bsya by BCA Syariah. Dengan berbagai keunggulannya, produk yang dikuncurkan pada 2024 lalu itu, telah ikut meningkatkan pertumbuhan perusahaan yang positif.
Presiden Direktur PT BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum saat berbincang dengan narasi.co, usai pemaparan kinerja BCA Syariah akhir 2024, Jumat, 28 Februari 2025 mengaku, para nasabah selalu merespon positif produk yang diluncurkan perusahaan.
Sebab lanjutnya, semua produk yang ditawarkan kepada nasabah dan masyarakat umum, mempunyai keunggulan. Keunggulan yang ditawarkan BCA Syariah lebih memudahkan nasabah dalam berbagai transaksi.
Kesemuanya ini, tercermin pada perolehan laba yang meningkat hingga 19,5 persen pertahun (year on year/yoy) tercatat Rp183,7 miliar sesudah pajak. Dibanding laba pada 2023, yang sebesar Rp153,8 miliar.
“Laba ini ditopang oleh, pembiayaan yang berkualitas,” tegas Yuli Melati.
Dengan perolehan laba yang cukup signifikan ini, menurut Yuli Melati sangat disyukuri. Karena di tengah kesulitan perekononian nasional, BCA Syariah bisa melewati 2024 dengan pertumbuhan yang positif.
Pertumbuhan yang solid ini lanjutnya, didorong oleh kemampuan perusahaan. Untuk mengakselerasi teknologi dan adaptasi layanan, yang didukung oleh pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen risiko yang baik.
Setidaknya kata Yuli Melati, perusahaan mampu menjaga efisiensi aktivitas operasional. Ini tercermin pada rasio BOPO yang berada di posisi 79 persen, sementara fungsi intermediasi perbankan ditunjukkan dari FDR pada 81,3 persen.Ini mencerminkan aktivitas penghimpunan, dan penyaluran pembiayaan yang berimbang.
Per Desember 2024, aset BCA Syariah tumbuh 15 persen secara tahunan (yoy) mencapai Rp16,6 triliun. Ini didukung oleh pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) di semua produk baik tabungan, giro maupun deposito.
“Hal ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat untuk menabung di BCA Syariah,” tutur Yuli Melati.
Lebih jauh dijelaskan, pertumbuhan DPK mencapai 20,3 persen yoy mencapai Rp13,2 triliun. Meningkatnya dana tabungan sebesar 17,9 persen yoy dan giro sebesar 21 persen yoy. Menjadikan perolehan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) tumbuh sebesar 19,4 persen yoy.
Sementara BCA Syariah mampu menjaga komposisi CASA di 2024 sebesar 37,8 persen terhadap DPK.
Secara komposisi, pembiayaan BCA Syariah ditopang oleh pembiayaan komersial yang mencapai Rp7,4 triliun dengan pertumbuhan sebesar 17 persen yoy.
Penyaluran pembiayaan dilakukan dengan
mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin pada Non Performing Financing (NPF) gross yang terjaga di posisi 1,54 persen.