
Bontang-Bukan hanya langganan banjir Rob, Bontang Kuala juga sering mengalami kebakaran yang merusak infrastruktur yang mayoritas terbuat dari kayu.
Permukiman Bontang Kuala yang berdiri di atas laut membuat mobil pemadam kebakaran tidak dapat mengakses di wilayah ini jika terjadi kebakaran, seperti yang sudah-sudah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang sudah mencanangkan pengadaan hidran untuk menanggulangi masalah kebakaran, namun hingga kini wacana tersebut belum bisa direalisasikan ter kendala anggaran sehingga batal.
Wakil Ketua I DPRD Kota Bontang, Junaidi saat di temui awak media di Pendopo Walikota Bontang, mengatakan pengadaan hidran yang pernah dicanangkan belum bisa direalisasikan karena persoalan anggran.
“Jadi terkendalanya ada pada anggaran yang dialihkan untuk penganan Covid-19,” kata Junaidi kepada awak media, Selasa(6/4/2021)
Ia katakan anggaran daerah saat ini sangat minim karena adanya refocusing Rp172 miliar untuk kesehatan berdasarkan peraturan Menteri Keuangan melalui surat edaran. Sehingga daerah tidak bisa berbuat apa-apa.
Pihaknya juga belum menemukan solusi lain untuk menekan kebakaran pada wilayah ini, sebab beberapa kali kebakaran satu satunya cara hanyalah pemasangan hidran.
“Saat terjadi kebakaran kita mengambil air dari masyarakat bisa saja, namun yang jadi persoalan adalah pengambilan air yang membutuhkan aliran listrik, sementara kalau terjadi kebakaran listrik padam,” tuturnya.
Ia menambahkan pengadaan hidran dapat direalisasikan jika anggaran daerah kembali pada kondisi normal, saat ini belum bisa menjawab semua wacana sebab kondisi pendapatan daerah mengalami penurunan karena pandemi Covid-19.
“Kita berdampingan dengan virus Covid-19, sehingga harus bisa menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan lapangan,” urainya.
Adapun hidran merupakan sistem perlindungan api aktif yang disediakan dengan memiliki pasokan air cukup yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran menggunakan pasokan air tersebut untuk memadamkan kebakaran.