WASHINGTON DC : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Delegasi RI bertandang ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan negosiasi penerapan tarif resiprokal AS.
Kedatangan Menko Airlangga bersama delegasi secara langsung diterima oleh Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR), Kamis, 17 April 2025.
Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang telah diterima secara resmi oleh USTR. Selama di sana, Menko Airlangga dan para delegasi dijadwalkan juga bertemu dengan tiga pejabat utama lain di AS.
Mulai dari Secretary of State AS, Secretary of Commerce AS, serta Secretary of Treasury AS. Juga dengan berbagai asosiasi usaha, lembaga dan pihak swasta serta pihak lain di AS.
Langkah cepat yang dilakukan Pemerintah Indonesia ini setelah mendapatkan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengutus delegssi ke AS, mendapatkan apresiasi dan respons sangat positif dari pihak AS.
Dalam keterangan pers yang diterima narasi.co, Jumat, 18 April 2025, Menko Airlangga menyatakan Indonesia termasuk salah satu negara yang diterima lebih awal oleh Pemerintah AS.
Kehadirannya di sana untuk membahas kerja sama ekonomi bilateral RI-AS dalam mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang.
Di sana pihak Indonesia bertemu langsung dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Secretary of Commerce AS), dua orang Menteri di AS yang langsung bertanggungjawab dan menangani kebijakan tarif AS.
Pertemuan itu fokus untuk membahas negosiasi dan upaya strategis mengantisipasi pemberlakuan Kebijakan Tarif Resiprokal AS terhadap Indonesia. Dalam pertemuan ini, Pemerintah RI telah menyampaikan tawaran dan permintaan kepada Pemerintah AS.
Untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade), di antaranya membahas peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan EPC.
Selain itu, juga mengoptimalkan kerja sama, terkait Critical Minerals. Selain itu juga membahas pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia.
Tujuannya, untuk mendorong investasi dan membahas pula upaya memperlancar prosedur dan proses Impor Produk AS ke Indonesia. Serta beberapa Investasi Strategis di AS maupun di Indonesia.
Selain itu, Pemerintah RI juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services.
Pemerintah RI juga menekankan pentingnya penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di AS.
Juga pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.
Dari pertemuan tersebut, pihak AS merespons sangat positif penawaran dan permintaan Indonesia. Mereka bersedia menindaklanjuti segera pada level teknis. Dengan segera memulai negosiasi di tingkat teknis dengan target menyelesaikan kerangka perjanjian dalam 60 hari.
“Pihak AS telah menyepakati bahwa isu kebijakan tarif dan kerja sama bilateral RI-AS akan dibahas dan diselesaikan dalam waktu 60 hari ke depan,” tegas Menko Airlangga.
Menurutnya, setelah penjajakan untuk membuat kerangka kerja sama bilateral dalam bentuk Strategic Economic Partnership. Hal ini kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan terkait critical minerals, dan kemitraan koridor rantai pasok yang resilien.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.
Selain itu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi.
Kemudian, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.