SAMARINDA : Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) perdana menggelar Ngopi Bareng di Ruang Rapat Lantai II MSI Group, Kamis (5/9/2024).
Ketua Pakar JMSI Provinsi Kaltim Nidya Listiyono menjadi narasumber pertama yang dihadirkan. Dalam kesempatan ini, Nidya membagikan kisah dan pengalamannya sebagai legislator di DPRD Kaltim.
Sebagai Ketua Komisi II DPRD Kaltim periode 2019-2024, mengatakan per tanggal 2 September 2024 lalu, dirinya sudah tak lagi duduk sebagai legislatif. Hadirnya anggota DPRD Kaltim lainnya, telah menanggalkan tugasnya.
Tetapi, melalui diskusi bertajuk “Langkah Pasti Menyemai Karya, Terus Berbakti Demi Negeri” itu menegaskan, bahwa dirinya tak akan pernah meninggalkan untuk bersuara dan berjuang dalam hal apapun, yang bisa menjadi kontribusinya bagi masyarakat Kaltim.
Bahkan ia mengatakan dirinya tidak berkecil hati atas tidak terpilihnya ia di politik. Nidya mengatakan politik, apabila kalah, jangan patah arah. Kalah, berani maju dan terus maju.
“Kita akan terus berkontribusi terhadap Kaltim, misal pemikiran, saya juga ada bendera partai, itu banyak cara,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nidya menyampaikan pengalamannya sebagai Komisi II DPRD Kaltim. Pertama, terkait bidang yang dibawahi komisi II, seperti Keuangan Daerah, Aset Daerah, Perpajakan, Retribusi, Perbankan, Perusahaan Daerah, Dunia Usaha, Penanaman Modal, Keuangan dan Investasi.
Ada juga Perusahaan Patungan, Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Perikanan, Potensi Kelautan, Potensi Sungai dan Danau, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan dan Logistik, Koperasi, Pariwisata dan Ekonomi Kredit serta PLN, Pelindo, dan Kebandarudaraan.
Setelah terbebas dari tugasnya, Nidya mendapat pertanyaan terkait apakah dia telah maksimal dalam menjalankan jabatannya yang lalu. Dia menjawab, masyarakat adalah komponen yang berhak menjawab kinerjanya selama ini.
“Bicara keberhasilan, itu hak prerogatif masyarakat bisa menilai, kalau kemudian di pemerintah ada indikator keberhasilan kinerja itu sendiri,” jawabnya.
Berdasarkan pendapatnya, ia merasa masih ada beberapa hal yang belum terselesaikan. Dijabarkannya, seperti sejak lama ia menginginkan revitalisasi Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kaltim (Bandara AAP Samarinda).
Menurutnya, Bandara AAP Samarinda merupakan gerbang pertama yang mencerminkan sebuah wilayah. Apabila ada investor yang melihat betapa baiknya kondisi bandara, maka disebutnya mampu menggaet hatinya untuk menanamkan modal di Kaltim.
Selain itu, hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim dengan tiga kota penyangganya yakni Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, dan Samarinda memerlukan adanya sentuhan infrastruktur.
IKN, dilanjutkan Nidya, secara tidak langsung akan memberikan efek domino terhadap pembangunan baik itu infrastruktur, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ia mensyukuri hal ini.
“Ke depan PPU, Balikpapan dan Samarinda akan terus mengalami perbaikan dengan hadirnya IKN,” harapnya.(*)