Bontang – Parenting merupakan cara orangtua mendidik anak dalam proses pembelajaran, pengasuhan dan interaksi antara orang tua dan anak yang meliputi aktivitas memberi petunjuk, memberi makan, pakaian, dan melindungi anak saat mereka tumbuh berkembang.
Termasuk menanamkan pemahaman seksual sejak dini kepada anak agar tidak membiarkan orang lain dengan leluasa dapat menyentuh bagian yang tidak seharusnya disentuh orang lain demi mencegah terjadinya kekerasan seksual bagi anak usia dini.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang Yuti Nurhayati mengatakan jika pada sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hal yang utama diterapkan adalah parenting.
Parenting merupakan santapan utama bagi anak-anak PAUD, salah satunya adalah metode pembelajaran anak melalui orang tua, sehingga ia meminta kepada para orang tua untuk menyinergikan apa yang dipelajari anak di sekolah PAUD dengan pembelajaran yang ada di rumah.
“Jangan sampai di sekolah anak diarahkan kekiri dan di rumah anak diarahkan ke kanan, jadinya tidak nyambung dan anak akan bingung. Terkadang yang menjadi kendala adalah, misalnya hari ini ayahnya mengajarkan A, besok tantenya mengajarkan B, tidak sinkron sehingga komunikasi dengan anak kembali ke nol lagi,” kata Yuti dalam keterangannya.
Oleh karena itu pihaknya memiliki program yang dinamakan PAUD Holistik Integratif. PAUD holistik integratif adalah merupakan penanganan anak usia dini secara utuh/menyeluruh yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan serta perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak usia dini.
“Sehingga kami bekerja sama dengan puskesmas yang ada di Bontang untuk rutin memeriksakan tumbuh kembang anak seperti melakukan ukur lingkar kepala, tinggi badan, berat badan pemeriksaan gigi dan banyak lagi yang lainnya,” sebutnya.
Yuti menjelaskan, pihaknya pun bekerja sama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Bontang, untuk memberikan pemahaman tentang seksual dengan metode menggunakan sebuah lagu kepada anak sekolah PAUD.
“Jadi ada lagunya, jangan disentuh bagian bibir, dada (maaf), bagian belakang dan bagian sensitif lainnya. Sejak kecil mereka harus diajari, misalnya anak perempuan. Siapapun tidak ada yang boleh menyentuh termasuk ayahnya sendiri kecuali ibunya,” terangnya.
Saat sekolah anak-anak usia dini diajarkan untuk menggunakan toilet terpisah dan tidak boleh menggunakan toilet yang sama antara perempuan dan laki-laki. Sehingga sampai saat ini pihaknya masih sangat memerlukan tenaga pengajar guru PAUD laki-laki sehingga dapat mengurus anak-anak usia dini yang pria.
“Kami masih upayakan untuk mengurus keperluan anak usia dini yang pria harus diurus yang pria juga karena perbandingannya 1000 banding 1 laki-laki yang mau menjadi guru PAUD,” jelas dia.
Selain itu, Disdikbud juga selalu mengedukasi para orang tua anak usia dini untuk tidak membiasakan anaknya menggunakan pakaian yang terbuka ketika berada di luar rumah. Karena pelaku kejahatan seksual yang kerap menyerang anak-anak pasti dilakukan oleh orang terdekat.
“Biasakan anak berpakaian dengan baik dan benar sejak dini sehingga dia (anak) akan terbiasa hingga besar. Mohon maaf, pelaku bisa saja tetangga, om, kakek maupun saudara dari anak tersebut,” tuturnya.
Di akhir sesi wawancara ia menyarankan kepada para orang tua untuk tidak memudahkan anaknya untuk terlalu akrab dengan orang lain. Yuti juga menyampaikan bahwa Kota Bontang dalam kurun waktu lima tahun aman dari kekerasan seksual pada anak di sekolah PAUD.
“Untuk Bontang alhamdulillah belum ada kasus untuk kekerasan seksual pada anak di sekolah PAUD selama saya menjabat 5 tahun lebih di sini (Disdikbud),” tegasnya.