SAMARINDA : Debat Publik Kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang 2024 yang mengusung tema “Pembangunan Menuju Kawasan Industri Ideal Dalam Mewujudkan Bontang Sentosa” sukses digelar sore tadi di Ballroom Bumi Senyiur Hotel, Jalan Dipenogoro Samarinda, Rabu (20/11/2024).
Seperti biasa, acara diawali dengan penyampaian visi dan misi setiap pasangan calon (paslon) yang dimulai berurutan dari paslon satu, dua, tiga, kemudian yang terakhir paslon keempat.
Sama halnya dengan visi dan misi, pertanyaan pertama juga diberikan kepada paslon 1 yakni Basri Rase dan Chusnul Dhihin.
Mereka mendapat pertanyaan berupa inovasi apa yang akan paslon lakukan untuk mengoptimalkan Ekonomi Kreatif (Ekraf) berbasis kelautan agar mengahasilkam pendapatan signifikan bagi Kota Bontang.
“Ada beberapa hal yang harus kita lakukan seperti peningkatan ekowisata dengan memanfaatkan wilayah pesisir seperti wisata Pulau Beras Basah, daerah Malahing dan Bontang Kuala,” ujar Basri.
Wali Kota Bontang Periode 2021-2024 itu menuturkan, sedikitnya ada 200 ribu lebih kunjungan wisata ke Bontang di tahun 2022. Kemudian di tahun 2023 meningkat hampir 300 ribu.
“Saya percaya tahun depan kalau terbangun sektor maritim maka kunjungan pariwisata semakin besar memberi kontribusi. PAD akan semakin tinggi, terlebih hadirnya IKN akan menambah kunjungan wisatawan ke Bontang,” yakinnya.
Tak hanya Ekraf, pembahasan lainnya juga seputar akses bagi disabilitas dan anak. Paslon 1 pun berkomitmen untuk menjadikan Bontang sehagai kota yang ramah semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas dan anak.
“Kita akan bangun infrastruktur aman dan nyaman, kebijakan keamanan mengedepankan kelompok rentan. Alhamdulillah, berkat kerja sama jajaran pemerintah dan masyarakat, Bontang sudah meraih penghargaan Kota Layak Anak Predikat Nindya. Ke depan, kami akan tingkatkan,” bangga Basri.
Selain itu, ada pula pertanyaan bagaimana paslon 01 menumbuhkan ekonomi hijau/green economy melalui investasi di Kota Bontang.
Menurut Basri dan Chusnul,
berbicara green enocomy berarti dituntut untuk diversifikasi ekonomi menghadapi pascaindustri.
“Kami akan memgembangkan ekonomi inklusif berbasis green ekonomik untuk menarik investasi hijau. Kemudian menggelar pelatihan kererampilan hijau bagi masyarakat lokal agar berpastisipasi dalam pekerjaan ramah lingkungan,” tegasnya.
Guna mewujudkan industri berkeadilan, Wakil Wali Kota Bontang Periode 2016-2021 itu menegaskan semua harus ikut serta tanpa melihat pekerja itu siapa.
“Ke depan, kami ingin membangun regulasi yang memperkuat keberadaan kaum disabilitas,” ucapnya.
Terkait pengurangan pencemaran udara di daerah industri, mereka mengaku akan memastikan ruang hijau terbuka (RTH).
Kemudian menjaga hutan mangrove dan mengajak masuarakat menggunakan APBD untuk menanam pohon sehingga emisi karbon bisa dikendalikan
“Kemudian menggandeng pemerhati lingkungan guna menjaga biota laut,” ujarnya.
Ia juga berkeinginan agar dalam hal investasi, masyarakat Bontang harus semua terlibat.
Mereka akan membuat regulasi yang memberikan jaminan bahwa investasi yang masuk mengakomodir kepemtingan Kota Bontang.
“Kita akan adakan pelatihan masyarakat berbasis keahlian/skill supaya mereka sanggup masuk industri pasar kerja sesuai kebutuhan perusahaan,” jelasnya.
Di akhir acara, Chusnul Dhihin memberikan closing statement paslon 1. Ia percaya Bontang memiliki potensi luar biasa yang hanya akan bermakna jika dikelola secara bijaksana dan berpihak pada masa depan.
“Kami hadir untuk keberlanjutan. Bontang rumah semua tanpa terkecuali. Pembangunan Bontang untuk menjaga lingkungan generasi berikutnya. Pertumbuhan ekonomi harus dinikmati semua, bukan sebagian pihak. Tak boleh ada monopoli,” serunya.
Mereka berkomitemen untuk mendengar suara dan bekerja bersama seluruh masyarakat Bontang serta memastikan keputusan berpihak ke masyarakat.
“Kita akan wujudkan pemerintahan yang tak melayani diri sendiri, melainkan untuk kepentingan seluruh masyarakat Bontang,” pungkasnya.(*)