JAKARTA : Indonesia mencatat surplus perdagangan pada Januari 2025, peningkatan ini disebabkan adanya pertumbuhan nilai ekspor komoditas non migas.
Komoditas non migas yang menopang pertumbuhan perdagangan seperti karet, pulp dan pupuk dan komoditas hasil pertanian yaitu kopi, pisang, lada hitam yang dikirim dari berbagai wilayah di Sumatera.
Pengiriman ini berkaitan dengan kinerja pelabuhan, seperti IPC Terminal Peti Kemas/IPC TPK. Salah satu anak usaha Pelindo Terminal Peti kemas, yang mencatat peningkatan kinerja bongkar muat peti kemas di Januari 2025.
Pramestie Wulandary, Corporate Secretary & Hubungan Eksternal IPC TPK, dalam bincang-bincang dengan awak media, Kamis, 27 Februari 2025 mengatakan, Januari 2025, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar
3,45 miliar dolar AS.
Ini meningkat dan surplus 2,24 miliar dolar AS, pada Desember 2024. Dengan demikian, nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, dibanding tahun sebelumnya.
Ini memperlihatkan bahwa, capaian arus peti kemas IPC TPK di bulan Januari 2025 tidak lepas dari kolaborasi antar stakeholder.
Transformasi operasi lanjutnya, yang digalakkan IPC TPK tidak hanya mendorong efektifitas dan efisiensi pelayanan. Namun juga , memastikan kesiapan seluruh perangkat operasional dalam menghadapi kondisi tertentu seperti lonjakan arus barang.
Melansir Badan Pusat Statistik Nasional (BPS), nilai ekspor pada Januari 2025 sebesar 21,45 miliar dolar AS atau naik 4,68 persen dibanding Januari 2024 sebesar 20.52 miliar dolar AS.
Ia menjelaskan, total arus peti kemas di seluruh area kerja sebesar 280.743 TEUs pada bulan Januari 2025. Capaian ini meningkat 23,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 227.885 TEUs.
Sejalan dengan pertumbuhan throughput, jumlah vessel call pada Januari 2025 juga meningkat 5,9 persen sebanyak 412 unit kapal dibanding tahun sebelumnya sebanyak 389 unit kapal.