Samarinda – Penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan Perjanjian Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) yang beroperasi di Kaltim, menuai sorotan beberapa pekan terakhir.
Salah satu PKP2B Kaltim yang menarik perhatian yaitu PT Bayan Resource Tbk. Perusahaan PKP2B tersebut di duga telah menyalurkan dana CSR kepada masyarakat di pulau Jawa sekitar Rp 200 miliar.
Namun, belakangan pihak PT Bayan Resource Tbk melalui Humas Syahbudin mengklaim bahwa dana tersebut bukanlah dana CSR melainkan dana abadi owner Bayan Grup Dato Low Tuck Kwong.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Ely Hartati mengaku jika peristiwa itu adalah hal yang sangat memalukan.
Ia mengatakan jika itu memang benar adalah dana pribadi owner, pendapatan pribadi owner Bayan Grup pun tentu perlu dipertanyakan.
“Peristiwa CSR kemarin itu sangat memalukan ya kemudian, argumentasinya berasal dari dana pribadi. Nah, kalau dana pribadi kan pendapatan pribadinya juga dari mana,” ungkap Ely, Senin (23/5/2022).
Melalui telepon seluler, anggota komisi yang berada di bidang perekonomian itu menceritakan bahwa pada Sabtu, (21/5/2022) lalu pihaknya sempat menghadiri launching program pemberdayaan penyandang disabilitas oleh Yayasan Gerakan Literasi Kutai (YGLK) yang berlangsung di Pendopo Odah Etam Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Program yang dilaunching secara resmi oleh Bupati Kukar Edi Damansyah tersebut merupakan bagian dari penyaluran CSR PT Raja Kutai Baru Makmur (RKBM), salah satu perusahaan swasta dengan spesifikasi modal dalam negeri yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Dapil Kukar itu pun menuturkan PT RKBM perlu diapresiasi dan bahkan dapat dijadikan contoh terhadap perusahaan-perusahaan lainnya yang mengambil keuntungan dari Bumi Etam untuk berkontribusi terhadap masyarakat sekitar.
“Launching yang berasal dari CSR PT Raja Kutai Makmur seperti ini lah tentu sangat bagus dan perlu diapresiasi,” sebutnya.
Berangkat dari hal ini pula, Ely menilai pengawalan terhadap CSR harus terus dilakukan sehingga masyarakat yang jelas mendapat dampak sosial dari operasi perusahaan turut merasakan dampak positif, salah satunya memaksimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) dan kemajuan Sekolah Kejuruan di Kaltim untuk mempercepat lahirnya sumber daya unggul menyongsong perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“CSR harus terus dikawal agar tepat sasaran, di samping untuk upaya percepatan lahirnya sumber daya unggul menyongsong IKN,” tutupnya.