Samarinda – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar soft launching pelatihan anyaman rotan bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan yang digelar secara luring di UPTD Pelatihan Koperasi, Jalan DI Panjaitan Nomor 3 Samarinda tersebut juga digelar secara daring melalui zoom meeting.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor menyebut model pelatihan tersebut baru, pendaftarannya pun tidak lagi konvensional seperti dulu.
“Alhamdulillah pelatihan ini yang daftar jumlahnya hampir 200 orang,” ungkap Roby, Senin (20/9/2021).
Menurutnya, pelatihan UMKM tersebut penting untuk menginkubasi peserta baru termasuk disabilitas. Roby menjelaskan, tujuan pelatihan tersebut yaitu memberikan pengetahuan mengenai rotan, kemudian menghasilkan produk akhir, juga mengasah keterampilan pelatihan.
Selain itu, yang terpenting juga ialah bagaimana agar produksi rotan tersebut bisa berkelanjutan.
“Yang lebih agak berat ini pasarnya ya,” sebut Roby.
Terkait permasalahan ini, pihaknya tidak banyak berjanji, namun akan berupaya keras untuk melatih dulu. Untuk pelatihan ini saja misalnya, mereka mendatangkan instruktur pelatihan dari Yogyakarta. Para instruktur sudah sangat kompeten karena sudah juga mengajar di hampir semua provinsi di Indonesia, khusus untuk pelatihan bagi penyandang disabilitas.
Bukan hanya melatih keterampilan, Disperindagkop dan UKM Kaltim juga mengundang Bank Indonesia, Bank Kaltimtara dan BPJS untuk turut bersinergi dalam pelatihan UMKM ini.
“Mudah-mudahan dengan kemitraan ini nanti masalah pembiayaan, pemasaran termasuk kelanjutan dari hasil pelatihan bisa lebih dioptimalkan,” harap Roby.
Sementara itu, Gubernur Kaltim H Isran Noor yang hadir dalam kegiatan tersebut nampak antusias dan terkesan saat melihat produk-produk hasil anyaman rotan Kaltim.
“Itu saya kira memang merupakan sebuah terobosan yang luar biasa,” puji Isran.
Ia juga menyarankan untuk objek wisata di seluruh wilayah Indonesia bisa menggunakan produk anyaman penyandang disabilitas di Kaltim.
“Misalnya style Bali atau komodo, kita yang bangunkan. Kan kita bahan bakunya banyak, dari kayu,” jelas Isran.
Yang penting Kaltim bisa mengambil nilai manfaat dari produk yang dihasilkan, termasuk kerajinan anyaman rotan dari para penyandang disabilitas.