SAMARINDA: Sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) baru, Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan pangan.
Untuk mengatasi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah merancang program ketahanan pangan yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian secara bertahap.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menekankan perlunya strategi baru untuk menjaga ketahanan pangan.
“Sudah ada perda tentang LP2D (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), kemudian ada beberapa kawasan pertanian yang sudah kita luaskan,” ujar Andi Harun, Sabtu (22/6/2024).
Sebagai langkah awal, Pemkot Samarinda telah menambah 50 hektare lahan pertanian di kawasan Makroman dan Gunung Lingai.
“Ini adalah upaya untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,” jelas Andi Harun.
Selain itu, Andi Harun menegaskan pentingnya strategi ekonomi dalam menjaga ketahanan pangan. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah kerja sama daerah (KAD).
“Bisa jadi nanti kita punya Perusda (Perusahaan Daerah). Jadi lebih banyak pertaniannya di Sulsel (Sulawesi Selatan) dan Jatim (Jawa Timur), tapi produksi dan berasnya Samarinda. Sehingga, hasil produksinya untuk menguatkan ketahanan pangan kita,” ucap Andi Harun.
Kemudian, untuk sektor industri perikanan, Andi Harun menyatakan bahwa akan dikelola secara modern dengan fasilitas seperti cold storage.
“Perusda sudah saya arahkan untuk mengembangkan ayam petelor dan ayam pedaging. Dan mereka sudah melakukan kunjungan ke Cina agar bisa memperoleh mesin-mesin yang lebih murah dari yang ada saat ini,” tambahnya.
Strategi aliansi ekonomi ini, menurut Andi Harun, adalah langkah penting untuk memastikan kekokohan ketahanan pangan di masa depan.
“Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan daerah,” pungkasnya.(*)