MAKASSAR : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar, meresmikan Ruang Kendali Super Tim sebagai “Miniatur Maritime Coordination Center (MCC)” khusus untuk pengawasan pelabuhan di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Antoni Arif Priadi, yang meresmikan MCC tersebut.
Capt. Antoni mengatakan, hal ini sebagai upaya meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengelolaan pelabuhan di Makassar.
Demikian siaran pers yang diterima narasi.co Kamis (19/9/2024).
Capt. Antoni menyatakan, pembentukan ruang kendali ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memastikan keselamatan dan kelancaran operasional pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Makassar dan sekitarnya.
“Kami berharap dengan adanya miniatur MCC ini, pengawasan operasional pelabuhan dapat berjalan lebih optimal dan terintegrasi,” jelasnya.
Dengan demikian dapat mendukung kelancaran aktivitas pelayaran di Pelabuhan Makassar yang menjadi penghubung penting antara wilayah Barat dan Timur Indonesia.
Ruang kendali ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan teknologi canggih.
Tujuannya untuk memantau aktivitas pelabuhan secara real-time, termasuk sistem CCTV yang memantau beberapa titik penting di terminal pelabuhan.
Seperti Terminal Soekarno, Terminal Hatta, Terminal Hasanuddin, Terminal Paotere, dan Terminal Makassar New Port.
Dikatakan, dengan sistem ini aktivitas kapal yang bersandar, berlayar maupun yang berlabuh di area pelabuhan, dapat dimonitor secara langsung.
“Hal ini memungkinkan kami untuk lebih cepat dan tepat dalam mengambil tindakan jika terjadi situasi darurat,” tambah Capt. Antoni.
Selain sistem pengawasan visual, ruang kendali ini juga dilengkapi berbagai data penting yang mendukung operasional pelabuhan.
Seperti struktur organisasi, Super Tim Pelabuhan Utama Makassar, mencakup stakeholder internal dan eksternal.
Beserta penanggung jawab dan kontaknya, data cuaca dan/ atau berbagai data lengkap meteorologi pelayaran yang diambil dari Indonesia Weather Information For Shipping (INA WIS) dan BMKG.
Peralatan tersebut bermanfaat memantau prakiraan cuaca, arus, angin, ombak, gelombang sebelum kapal diberangkatkan, serta data kapal yang sedang bersandar atau yang akan berangkat dari dermaga atau pelabuhan.
Ruang pengawasan ini tidak hanya berfungsi untuk monitoring visual tetapi juga sebagai pusat koordinasi dengan VTS Makassar untuk kenavigasian.
Hal ini terutama dalam kaitannya dengan pengawasan AIS (Automatic Identification System).
Pengawasan AIS akan menjadi tanggung jawab bersama antara KSOP, VTS Makassar, dan patroli KPLP, dengan ketiganya berperan penting dalam mengontrol serta mengawasi data pengawasan di lapangan.
Menurut Capt. Antoni, fasilitas ini merupakan wujud komitmen kami untuk menghadirkan layanan pelabuhan yang lebih modern, responsif dan aman.
“Ruang kendali ini juga memungkinkan kami memantau trafik laut secara live melalui sistem Marine Traffic, di mana kami bisa melacak kapal-kapal yang sedang atau tidak mengaktifkan AIS-nya,” lanjut Capt. Antoni.
Capt. Antoni berharap agar seluruh UPT, terutama yang berada di wilayah Sulawesi Selatan, dapat mencontoh apa yang telah dilakukan oleh KSOP Utama.
Juga menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara UPT dengan stakeholder terkait, seperti Tersus, TUKS, atau pelabuhan setempat.
“Dalam pelaksanaannya tentu diperlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik antara UPT dengan stakeholder, salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah membuka akses kamera pengawasan dari berbagai pihak untuk monitoring yang lebih efektif,” imbuhnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor KSOP Utama Makasar Capt. Sahattua P. Simatupang menjelaskan, Miniatur MCC juga menampilkan data pelayaran harian seperti laporan dokumentasi kapal berangkat per hari, catatan manual untuk posisi kapal, rencana keberangkatan kapal, pengaturan alokasi dermaga.
Juga untuk koordinasi sandar kapal dan berlabuh, serta peta navigasi yang mencakup area-area penting di sekitar perairan Makassar. Termasuk batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) Pelabuhan Makassar.
“Ke depan, kami akan terus mengembangkan dan memperbarui sistem ini sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan dan kesyahbandaran serta kenavigasian,” tutur Capt.Antoni.
Sehingga, lanjutnya, pelayanan yang diberikan bisa semakin optimal dan memenuhi standar nasional serta internasional.
Ini akan menjadi sarana dan prasarana yang memperkuat para pelaksana pengawasan lapangaan secara langsung sebagaimana yang diperlukan selama ini.
Dengan peresmian Miniatur MCC ini, diharapkan Pelabuhan Makassar semakin siap dalam mendukung mobilitas kapal-kapal penumpang dan Roro yang memiliki frekuensi tinggi.
Sebagai salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, Makassar menjadi pusat transit penting untuk jalur pelayaran wilayah barat dan timur Indonesia.
“Dengan adanya fasilitas dan teknologi canggih seperti Miniatur MCC, KSOP Utama Makassar berkomitmen tetap optimis untuk meningkatkan kapasitas kinerja pelayanan, keselamatan dan konektifitas pelabuhan bagi seluruh pemangku kepentingan dan pengguna jasa melalui inovasi terus menerus yang berani, benar dan mensejahterakan,” ujarnya.(*)