Samarinda – KONI Kaltim cemas karena hingga saat ini belum ada kejelasan dukungan anggaran untuk pra PON. Untuk keperluan tersebut KONI sudah mengusulkan anggaran sebesar Rp 27 miliar. Ini ditegaskan langsung oleh Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras.
Ia mengatakan, jika dana tersebut memang tidak dapat dicairkan, maka prestasi atlet Kaltim terancam untuk tahun 2023. Karena tidak lama lagi akan memasuki musim PON.
Menurutnya, PON adalah cikal bakal atlet Kaltim akan kembali tampil untuk berkompetisi. Namun jika pra PON atlet tidak dapat pergi karena terbatasnya anggaran, tentunya altet Kaltim dipastikan tidak akan ikut pada semarak PON.
“Kami sebelumnya munculkan Rp 27 miliar, tapikan sampai sekarang masih samar-samar anggaran itu dapat atau tidak. Kalau tidak dapat ya memang prestasi kita terancam, karena 2023 sudah mau pra PON, itu cikal bakal kita mau tampil di PON kalau kita gak ikut pra PON ya pasti gak ikut PON,” tegas Rusdiansyah Aras, Senin (25/4/2022).
Karena itu, kata Rusdiansyah Aras, KONI Kaltim sangat menjatuhkan harapan pada anggaran yang telah diajukan tersebut. Apalagi sebelumnya KONI sudah mencanangkan Training Center (TC) mandiri bersama Gubernur Kaltim.
Disebutkan Rusdiansyah Aras, pihaknya saat ini tengah membina sekitar 225 atlet dengan 80 orang pelatih dan 16 ofisial teknik (OT) yang nantinya akan mengawal pada TC mandiri.
“Nah harapan kita nanti sampai di Porprov Berau menjadi cikal bakal lagi nanti pra PON-nya. Ini kekuatan kita untuk tampil menuju PON. Mudahan pemerintah memberikan perhatian lebih,” harapannya.
Sehingga KONI Kaltim akan kembali mengadakan rapat lanjutan bersama BPKAD, Dispora, dan Bappeda Kaltim terkait masalah anggaran untuk tahun anggaran 2022-2023.
Rusdiansyah mengaku pihaknya begitu khawatir sebab bukan hanya berkaitan dengan persiapan TC mandiri pra PON, dana operasional KONI Kaltim saat ini hanyalah dana sisa tahun anggaran 2021, dan itu hanya akan bertahan sampai pada bulan Juni saja.
“Karena dana yang ada sisa dari tahun anggaran 2021 itu hanya akan bertahan sampai Juni saja, makanya kita berpikir selepas Juni sampai Desember seperti apa harapannya ada tambahan dari Pemprov Kaltim,” ungkapnya.