Samarinda – Wali Kota Samarinda Andi Harun memastikan jika kawasan PDAM yang terletak di Jalan Cendana Kelurahan Teluk Lerong Ulu tepatnya di depan Kantor Pertamina Samarinda tidak bisa dijadikan sebagai alternatif lain tempat pembuangan sampah (TPS).
Hal tersebut disampaikannya usai membaca surat tanggapan dari pihak PDAM terkait penggunaan sebagian lahannya, Kamis (19/8/2021) sore.
“Jadi saya sudah membaca juga suratnya. Dan PDAM sudah memberikan jawaban, jika di lokasi PDAM itu ada banyak sekali jaringan instalasi yang harus dipastikan steril dari segala bentuk untuk pembangunan dan mobilitas baik yang bergerak maupun tidak,” ungkap Andi Harun.
Sehingga secara teknis jika lahan tersebut dijadikan sebagai alternatif lain TPS, akan riskan karena persoalan instalasi di bawah tanah tersebut.
Berdasar pada laporan camat, lurah dan LPM setempat, dijelaskan kalau penumpukan sampah itu diakibatkan karena ada sebagian warga yang menolak penutupan TPS. Karena itu menyebabkan kebingungan warga untuk membuang sampah dimana.
Sekarang sudah ada kesepakatan sementara bersama warga jika TPS tersebut dapat digunakan dengan catatan pemerintah menyiapkan alat angkut sampah di sana.
“Tempatnya tetap, setelah terlihat banyak barulah diangkat supaya tidak terjadi lagi penumpukan,” jelas AH sapaan akrabnya.
Di sisi lain, AH mengakui jika solusi tersebut tidak bisa diandalkan dalam jangka panjang. Sebab itu pihaknya meminta kepada lurah untuk mencari kemungkinan opsi membeli tanah di sekitar lokasi tersebut. Yang nantinya bisa dibangunkan lahan permanen dan hal tersebut tentu harus ada perundingan dengan warga.
Karena tantangan pemerintah membangun TPS ini berada dalam situasi dilematis. Satu sisi ada yang mengeluhkan TPS-nya jauh.
Lantas muncul tanya, mengapa membangun yang jauh? Karena yang dekat ditolak oleh warga. Membangun jauh pun tetap ada keluhan.
“Jadi ya kita dengarkan semua keluhan dan kita olah, tapi harapan saya kita harus sama-sama memikirkan. Kami perlu dukungan dari warga,” jelasnya.
Disinggung opsi penggunaan TPS mobile, politikus Partai Gerindra itu menegaskan bila hal tersebut tidak mudah dilakukan karena jika dibayangkan semua tempat meminta TPS mobile, pasti akan menimbulkan persoalan mobilitas sebab kewalahan.
“Tidak mudah dan bayangkan jika semua tempat meminta hal tersebut, kita pasti akan kewalahan soal mobilitas. Karena yang dilayani bukan cuma satu tempat,” jelas Andi.
“Saya kira kesepakatan itu sudah bagus, kita siapkan alat angkut sampah. TPS itu sudah lama beberapa hari ini aja baru terjadi,” tambahnya.
Kembali disinggung terkait bangunan TPS yang terletak di Jalan Cendana itu sebetulnya berada tepat di atas aliran sungai, Andi juga kembali tegaskan jika bukan lagi saatnya untuk menilai hal tersebut.
“Itu menilainya bukan sekarang, karena tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh lahan. Kalau tidak ada lahan Pemkot juga terbatas. Kalau ingin membeli lahan juga tidak mudah, banyak tahapan yang harus dilewati,” paparnya.
Dia mengakui tata ulang Kawasan itu tidak mudah. Lahan terbatas dan Kawasan padat. Alternatifnya juga tidak mudah.
“Kalau ada lahan yang bisa dibeli dengan standar pemerintah maka kita beli. Posisinya juga tidak bisa terlalu jauh, karena aksesnya juga harus diperhitungkan. Namun mudah-mudahan bisa segera terpenuhi sebelum APBD murni ditetapkan,” tutup Andi.