Kukar – Bisnis kemitraan ternak sapi bersama Koperasi Berkah Salama Jaya (BSJ) Kaltim diakui menghasilkan profit yang terbilang lumayan.
Meski berjalannya koperasi terbilang baru yakni selama dua tahun terakhir, BSJ Kaltim telah memiliki sejumlah cabang peternakan sapi di Kaltim.
Manajer Koperasi Produsen Ternak BSJ Cabang Samarinda Suwarno mengatakan, semenjak bergabung dengan BSJ pihaknya telah berhasil membawai 8 kelompok tani dengan jumlah sekitar 80 orang anggota.
“Semenjak saya bergabung dengan koperasi ini, alhamdulilah mendapatkan profit yang lumayan bagi petani-petani kami walaupun belum maksimal, karena masih dalam tahap permulaan,” ungkap Suwarno.
Terkait kesiapan kandang ternak untuk keberlangsungan peternakan penggemukan sapi, Suwarno mengemukakan bahwa semenjak bergabung dengan BSJ, selama dua tahun terakhir juga pihaknya telah memiliki sejumlah kandang ternak yang cukup bagus.
“Kami sudah bergabung dengan koperasi ini kurang lebih dua tahun, jadi kesiapan kandang untuk sementara alhamdulilah sudah 100 persen cukup bagus,” jelasnya.
Bukan hanya itu, Suwarno juga menyebutkan bahwa lahan pertanian untuk kesiapan pakan ternak sejauh itu terbilang baik sebab telah tersedia dua hektare lahan untuk rumput gajah dan 3 hektare untuk rumput alam.
“Meski demikian, kita terus melakukan evaluasi semua sistem dalam pengembangan koperasi ternak penggemukan sapi dengan harapan ke depan dapat lebih maksimal lagi,” tandasnya.
Menyinggung terkait pola pemberian makan terhadap sapi, Ketua Koordinator Kepala Kandang BSJ Kaltim Darwin menerangkan jika terdapat pembagian jadwal dimulai pada pagi hari tiap satu sapi akan diberikan konsentrat sebanyak 4 kilogram, selanjutnya di pukul 10.00 Wita pagi disambung dengan penghijauan atau pemberian rumput yang sudah dicacah.
Kemudian pada pukul 14.00 Wita akan diberi minum dan selang waktu dua jam di pukul 16.00 Wita sore, sapi kembali diberikan penghijauan yang dicampur dengan konsentrat.
“Sampai situ saja dan kembali dilanjut besok pagi polanya. Ini bukti semua aturan cara memberi pola pakan untuk sapi kita. Inilah yang kita lakukan sehari-hari. Terbukti selama ini jumlah bobot sapi kita bisa naik maksimal sesuai target BSJ atau induk,” terang Darwin.
Berjalannya pola terhadap sapi tersebutpun akan dihitung pada hari ke-15 untuk memastikan sejauh mana pencapaian yang diperoleh untuk sampai pada target tiga bulan panen.
“Penimbangan 15 hari sekali dan itu meningkat 5-10 kilogram setiap target 3 bulan mendapat berat 30 kilogram untuk dipanen,” sebutnya.
Perlu diketahui, sebelumnya bibit-bibit sapi yang akan disuplai di seluruh Kaltim ini didapat dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Jadi sapi itu kita datangkan dari Kupang, kita masukkan ke kandang kemudian data kita sesuaikan dengan urutan data dari Kupang setelah itu kita timbang, diperiksa kesehatannya untuk mensinkronkan data untuk diolah dalam waktu keberlangsungan pemeliharaan sapi,” jelas Tim Pendataan Sapi BSJ Kaltim Supatman.
Supatman mengatakan, sebelum sapi ini masuk kandang untuk dipelihara dengan harapan panen dengan jangka waktu tiga bulan untuk dikirim pada mitra, BSJ terlebih dahulu melakukan karantina minimal 10-15 hari untuk menyesuaikan kondisinya. Setelah dikonversikan datanya, barulah sapi-sapi akan dikirim ke mitra.
Tidak berhenti di situ, sambung Supatman, meski sapi telah sampai di mitra, pendataan tidak berhenti, data dari induk akan terus digunakan sampai sapi layak untuk dijual.
“Jadi sampai ke mitra baik itu di Penajam Paser Utara (PPU), Bontang, Kukar, itu data tidak akan berubah untuk mencocokan untuk mengetahui perkembangan sapi,” tuturnya.