
SAMARINDA : Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampi detik ini masih memiliki pro dan kontra, bahkan beberapa pengamat menganggap hal itu tidak ada urgensinya, sebab masih banyak hal penting lainnya yang harus diupayakan.
Salah satu wakil rakyat, Anhar Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda menganggap pemerintah membuat program hanya karena pencitraan.
Layaknya MBG, menurut analisnyanya jika tahun pertama mungkin masih bisa berjalan, tapi memasuki tahun kedua dan ketiga itu sudah kemungkinan mangkrak.
“Itu pencitraan semua, kita tidak mau program itu atas dasar pencitraan aja,” tegas Anhar beberapa waktu lalu.
Contohnya saja, pembagian susu, makanan ke sekolah itu dirasa hanya bentuk menaikan popularitas, sedangkan disisi lain pendapatan masyarakat masih terbilang rendah.
“Kalau pendapatan dinaikan, otomatis masyarakat juga mau kasih makanan bergizi ke anaknya, ini terhalang ekonomi,” ungkapnya.
Artinya perlu ada peningkatan ekonomi, pendapatan masyarakat dan investasi di daerah terpencil, serta mengurangi tingkat pengangguran.
“Walaupun tidak dikasih makan gratis otomatis mereka tau kok harus memberikan makanan bergizi kan gitu dasar mikirnya, jika ekonominya cukup,” ucap Anhar.
Kebutuhan primer dan pokoknya yang menjadi urgensi, Anhar menganggap masyarakat sudah cukup pintar dan tidak perlu diajari, dasarnya peningkatan ekonomi yang menjadi program utama.
“Pendapatan paling penting ditingkatkan, pemerintah kita mungkin masyarakat dianggap ga mengerti, padahal terkendala ekonomi,” pungkasnya.