Samarinda – Selaraskan varian gerakan pencak silat Persaudaraan Sehat Hati Terate (PSHT) terhadap 326 cabang di Indonesia dan 36 cabang di luar negeri sesuai dengan hasil Rakornas PSHT yang terselenggara pada 5-7 November 2021 di Palembang, PSHT wilayah Kaltimtara menggelar pelatihan dan pendidikan (Diklat) Nasional di Gedung IPSI, Jalan AW Syahranie, Jumat (14/1/2022).
Kegiatan yang dibuka secara langsung dengan seremoni pemukulan gong oleh Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi tersebut dihadiri sejumlah peserta yang berasal dari 9 cabang PSHT yang ada di Kaltim dan 3 cabang yang ada di Kaltara.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal PSHT Tono Suharyanto mengatakan berdirinya PSHT bukanlah perjalanan pendek melainkan sebuah perjalanan panjang dan pastinya penuh dengan sejumlah dinamika perjuangan yang tidak dapat dihindarkan namun dapat dilewati bahkan hampir berada di usia 1 abad (100) tahun pada tanggal 26 November 2022 mendatang.
“Saya ucapkan selamat atas terselenggaranya Diklat Nasional yang ada di Kaltim khususnya untuk juri dan pelatih pencak silat ajaran. Kita patut mensyukuri bahwa PSHT pada tahun 2022 ini akan memasuki usia 100 tahun. Tepatnya pada 26 September 2022 mendatang,” ungkap Tono.
Tono mengatakan sejak didirikannya PSHT oleh salah satu perintis kemerdekaan Republik Indonesia Ki Hadjar Hardjo Oetomo, PSHT banyak mengalami pasang surut. Namun dirinya mengapresiasi atas komitmen setiap pihak yang turut mengelola dengan mengedepankan tiga pilar utama sebagai organisasi persaudaraan sampai pada usia yang hampir menginjak 1 abad ini. Adapun di antaranya sebagai jati diri organisasi, organisasi pengabdian dan organisasi percontohan.
Jadi orang-orang yang ada di dalam organisasi betul-betul bergerak dalam mengembangkan organisasi ini dari hati ke hati. Ini sebagai langkah kenapa PSHT bisa besar sampai sekarang.
“Kita menonjolkan, mengutamakan segala permasalahan yang ada diselesaikan secara kekeluargaan. Memang dalam perkembangannya kita mengalami pasang surut. Salah satunya 4 tahun terakhir ini kita ada permasalahan internal organisasi. Tapi syukur alhamdulilah dengan berbagai macam upaya ini kita sudah hampir memasuki tahap selesai bahkan sampai ke ranah hukum dan keputusannya sudah inkrah,” beber Tono.
Sementara itu, Ketua PSHT Cabang Kutai Barat (Kubar) Suparlan menerangkan agenda PSHT pusat Madiun ini agar bagaimana pelatih dan wasit juri ketika mengikuti event dalam suatu pertandingan dapat mengacu pada apa yang telah diajarkan dalam Diklat Nasional ini.
Suparlan menambahkan, untuk PSHT Kubar sendiri membawa sedikitnya 13 peserta, 8 di antaranya adalah pelatih ajaran dan sisanya adalah wasit dan juri.
“Karena wasit dan juri satu paket ini harapannya ke depan atlet-atlet Kubar tentu dalam hal pelaksanaan atau mempraktikkan silat bisa sesuai dengan peraturan terbaru yang telah ditetapkan. Adapun kurikulum baru nantinya mengajarkan 90 varian senam, 35 jurus, toya, pasangan, dan lain-lain,” pungkasnya.