SAMBOJA : PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field meluncurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan bernama Ekoriparian Sungai Hitam Lestari (SHL) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Program ini bertujuan untuk mengelola kawasan sempadan sungai dengan infrastruktur hijau, serta menjadi pusat pemberdayaan dan edukasi masyarakat.
Transformasi program yang sebelumnya dikenal sebagai Ekowisata Sungai Hitam Lestari ini dilakukan pada tahun 2024 dengan fokus pada konsep ekoriparian.
Program ini mencakup pengembangan agroforestri, pembibitan, ekowisata dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mampu menjaga kualitas air sungai.
IPAL tersebut menurunkan Biochemical Oxygen Demand (BOD) hingga 3 mg/liter dan Chemical Oxygen Demand (COD) menjadi 3,1 mg/liter, serta menghasilkan lumpur sebesar 4.734 kg per tahun.
Senior Field Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari inovasi sosial yang bertujuan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kami mengimplementasikan inovasi sosial dan lingkungan dalam program CSR perusahaan agar memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Sigid.
Elis Fauziyah, Head of Communication Relations & CID Zona 9, menambahkan bahwa program ini juga meningkatkan kapabilitas masyarakat.
“Sebanyak 88 orang terlibat dalam berbagai kelompok seperti IPAL, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan UMKM. Mereka semua mengalami peningkatan kemampuan,” jelas Elis.
Ia juga menekankan keberhasilan program dalam menghilangkan stigma negatif terkait penggunaan IPAL.
Aidil Amin, Ketua Pokdarwis Sungai Hitam Lestari, menjelaskan bahwa program wisata susur sungai memberikan pendapatan kelompok hingga Rp87 juta per tahun. Sementara itu, UMKM SHL melalui penjualan produk menghasilkan pendapatan Rp17,5 juta per tahun, serta penggunaan panel surya berhasil menghemat biaya listrik sebesar Rp1,2 juta per tahun.
Lurah Kampung Lama, Agustinah, menyampaikan apresiasinya atas program ini.
“Ekoriparian tidak hanya memperbaiki kondisi lingkungan tetapi juga meningkatkan perekonomian warga serta kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan IPAL,” ujarnya.
Dengan kolaborasi berbagai pihak, program Ekoriparian SHL (Sungai Hitam Lestari) diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, membawa dampak positif baik dari sisi ekologi maupun sosial-ekonomi.(*)