KUTIM: PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field berhasil mencapai produksi minyak tertinggi sebesar 3.545 BOPD (barrel of oil per day atau barel minyak per hari) pada 24 Maret 2024 lalu.
Produksi ini merupakan yang tertinggi sejak 1987 dan menjadi bukti keberhasilan strategi aggressive development yang diterapkan selama 2 tahun terakhir.
“Sebanyak 20 sumur pengeboran telah put on production atau POP serta 15 sumur workover telah selesai dilakukan di Field Sangatta,” ungkap General Manager Zona 9 Andre Wijanarko.
“Peningkatan success ratio di sumur-sumur tersebut juga tidak lepas dari kegiatan passive seismic dan survey ANT atau Ambient Noise Tomography di Struktur Sangatta,” sambungnya.
Tercapainya tingkat produksi ini atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BPOD sejak diproduksikan pada 20 Maret 2024 dan sumur workover ST-194 yang menyumbang sebesar 206 BPOD sejak 21 maret 2024.
Saat ini, PEP Sangatta Field berada di bawah Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Zona 9.
Selanjutnya, Andre menyampaikan perusahaan menerapkan rencana dan teknologi terbaik untuk mempertahankan produksi lapangan migas yang sudah mature.
“Pencapaian ini menunjukkan adanya hasil nyata dari upaya kami dalam menahan laju penurunan produksi alamiah dan mempertahankan tingkat produksi lapangan migas yang kami kelola,” ujar Andre melalui siaran persnya, Selasa (2/4/2024).
Ia menambhakan salah satu upaya yang perusahaan yang memberikan dampak positif adalah sinergi bersama terkait mitigasi risiko dengan collective and synergized favor melalui Borderless Joint Operation PEP dan PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS).
Tercatat di area Sangatta, produksi minyak sebesar 511 BOPD berasal dari 3 sumur borderless yang telah POP sejak tahun 2023.
Sementara itu, Manager Subsurface Development Area 2 Budi Darmawan menjelaskan penerapan Continuous Striving Cost Effectiveness Strategy juga memegang peranan penting dalam upaya untuk mengoptimalkan kedalaman sumur pengeboran dan casing design.
“Sehingga pengeboran dapat dilaksanakan 17% lebih cepat dengan biaya yang dapat ditekan hingga sekitar US$ 200.000 per sumur,” jelasnya.
“Semoga pencapaian ini dapat menjadi penyemangat seluruh pekerja agar selalu berupaya untuk kerja keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas dalam mencapai target yang diberikan perusahaan,” ucap Budi.
PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field berada di bawah Subholding Upstream Regional 3 yang dinakhodai PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).(*)