
SAMARINDA : Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Fuad Fakhruddin mengungkapkan rencana Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud yang berkomitmen mengaktifkan kembali Rumah Sakit Islam (RSI) yang berlokasi di Jalan Gurami, Sungai Dama, Samarinda.
“Jadi beliau antusias memastikan bahwa bagaimana secara hukum, legalnya Rumah Sakit Islam ini bisa hidup kembali,” ujarnya di Kantor DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar Samarinda, Jumat, 28 Februari 2025.
Diketahui, operasional RSI ditutup karena adanya konflik antara Yayasan Rumah Sakit Islam (Yasri) dengan Gubernur Awang Faroek Ishak. Bermula dari terbitnya SK Gubernur Kaltim pada 25 Juli 2016. Dalam SK tersebut, RSI yang menggunakan bangunan pemprov, pengelolaannya menjadi di bawah manajemen RSUD AW Sjahranie yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kaltim.
Pemprov Kaltim dan Yarsi kemudian melakukan Memorandum of Understanding (MoU) pada 3 Agustus 2016. Penandatanganan dilakukan Direktur Utama RSUD AW Sjahranie Rahim Dinata Majidi dan Ketua Yasri Samarinda Ramli Yahya.
Gubernur Awang Faroek menyebutkan aset pemprov yang dipinjampakaikan kepada RSI berupa lahan seluas 18.687 meter persegi senilai Rp103,5 miliar dan bangunan lama dengan luas tanah 4.237 meter persegi senilai Rp 4,97 miliar. Pemprov juga membantu pembangunan gedung baru yang memakan waktu delapan tahun dengan total nilai Rp131,74 miliar.
Beberapa hari setelah MoU diteken, papan nama RSI berganti menjadi RSUD Islam Klas C AW Sjahranie. Pengurus Yarsi menolak dengan alasan belum ada Surat Perjanjian Kerja Bersama (SPKB). Sementara MoU disebut Pemprov sudah mencakup itu. Gejolak berlanjut hingga berujung tidak diperpanjangnya izin operasional rumah sakit ini.
“Nah beliau merasa bahwa inilah yang selama ini menjadi pertanyaan besar masyarakat sehingga beliau mau merealisasikan RSI yang merupakan ikon Samarinda khususnya bisa bangkit lagi,” ungkapnya.
Terkait target pengoperasian, Fuad mengatakan yang jelas dalam beberapa hari ini Gubernur Rudy Mas’ud sudah intens memerintahkan timnya berkonsultasi dengan yayasan.
“Saya kira beliau mampu, secara pribadi pun beliau mampu. Kalaupun nanti terhalang anggaran pemerintah tidak sanggup, secara pribadi beliau mampu karena kan swasta juga itu dan DPRD mendukung karena memang salah satu rumah sakit yang dulu menjadi favorit. Masa cuma RS Dirgahayu yang bisa besar. Islam harus lah,” pungkasnya.