Samarinda – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyayangkan ketidakjelasan terkait pemenuhan syarat untuk mendapatkan beasiswa.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim Rusman Yaqub menyebutkan pihaknya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan beasiswa Kaltim Tuntas dan Stimulan.
Rusman juga mengatakan telah menerima keluhan masyarakat terkait sistem pendaftaran online hingga proses verifikasi persyaratannya.
Satu contoh persoalan seperti terjadi tahun sebelumnya. Dinyatakan lolos verifikasi persyaratan, tapi akhirnya terdapat tulisan yang menyatakan bahwa mereka tidak diterima atau tidak lolos.
“Komisi IV meminta agar setelah melakukan pendaftaran secara online, verifikasi data atau administrasi itu diumumkan kriterianya apa saja, sehingga orang yang tidak lolos bisa mengetahui di antara tiga kriteria itu ada yang belum terpenuhi,” jelasnya.
Bukan tiba-tiba dinyatakan tidak lolos tanpa diberi penjelasan apa sebabnya. Karena hal itu banyak masyarakat yang bertanya-tanya.
“Transparansi itu mulai dari awal hingga akhir. Apapun keputusannya orang dapat mengetahui prosesnya seperti apa,” tambahnya.
Apakah mungkin karena nilainya belum memenuhi syarat atau kelengkapan suratnya belum terpenuhi. Ketika diumumkan pendaftar bisa mengetahui sebabnya.
Komisi IV juga meminta agar kouta beasiswa untuk pelajar miskin dan anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan anak berkebutuhan khusus (disabilitas) perlu mendapat kuota lebih banyak.
“Hanya ada satu pendaftar yang mengalami KDRT. Apakah karena tidak mendaftarkan itu karena kurang pengetahuan atau karena memang yang mengakses informasi kurang lengkap,” tanya Rusman.
Anggota Fraksi PPP itu pun mengajak semua pihak untuk menyosialisasikan hal ini agar pendaftaran online untuk segmen-segmen yang sifatnya spesifik seperti disabilitas, korban KDRT dan juga korban pelecehan supaya tetap bisa mendapatkan edukasi untuk bersekolah.
“Kita juga meminta untuk proaktif dalam memberikan informasi terkait beasiswa ini. Jangan sampai mereka putus sekolah,” tegasnya.
Rusman pun berharap agar akses jangkauan beasiswa ini bisa jauh lebih luas dan berkeadilan kepada masyarakat Kaltim supaya yang sudah pernah menerima beasiswa tidak menerima lagi.
“Jadi benar-benar semuanya terbagi secara merata,” tutup Rusman.