Samarinda – Covid-19 masih mengancam Indonesia, termasuk juga Kaltim. Pemerintah terus berupaya menekan masih tingginya angka kasus positif. Mulai dari imbauan melaksanakan vaksin hingga menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Tingginya jumlah kasus positif bahkan telah menyebabkan banyak rumah sakit tidak bisa lagi menerima pasien baru. Kasus terbaru, seorang nenek meninggal dunia karena terlambat mendapat penanganan akibat kapasitas rumah sakit yang sudah over kapasitas.
Keadaan ini pun menjadi perhatian Kasubnit Inafis Polresta Samarinda Aipda Harry Cahyadi yang juga tergabung dalam relawan inafis Polresta Samarinda. Menurutnya, Samarinda memerlukan banyak dukungan dan memerlukan banyak relawan untuk membantu dinamika penanganan Covid-19 yang semakin berat karena berbagai kondisi.
“Saat ini Kota Samarinda membutuhkan kehadiran teman-teman atau pihak manapun untuk dipanggil bersama melawan dan menangani Covid-19. Masih banyak orang di luar sana yang sesak nafas. Tidak perlu ditakuti yang ada malah terdampak. Karena banyak yang terdampak karena takut,” jelas Harry.
Kehadiran para relawan akan sangat membantu Satgas Penanganan Covid-19 masyarakat. Mulai membantu memberikan pertolongan masyarakat yang memiliki gejala sesak nafas, kemudian melakukan evakuasi antar dan jemput pasien hingga proses penguburan di Pemakaman Serayu.
“Pun saat hujan, proses penguburan korban tetap kami bantu. Karena itu kami butuh lebih banyak relawan untuk membantu,” tambahnya.
Baginya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan dalam upaya penanganan, saat ini bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan. Sebaliknya, semua komponen bangsa ini harus saling bahu-membahu untuk bersama-sama menghentikan pandemi yang sudah berlangsung sejak akhir 2019 lalu itu.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar selalu mengonsumsi makanan yang sehat, menggunakan masker dan cairan antiseptik serta menambahkan vitamin.