SAMARINDA: Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti, mengungkapkan keprihatinannya terkait kekurangan tenaga pengajar di SD Negeri 005 Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Puji Astuti menyoroti pentingnya penanganan cepat untuk memastikan keberlanjutan pendidikan di sekolah tersebut.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1445 H/2024 dan peresmian Gedung SD Negeri 005 Loa Janan Ilir, Jumat (2/2/2024).
Dengan jumlah siswa sebanyak 334, SDN 005 Loa Janan Ilir hanya memiliki 18 tenaga pengajar, termasuk di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan segera pensiun.
“Setelah berbincang dengan Kepsek, saya dengar ada kekurangan guru, ada yang mau pensiun yang PNS, banyak PPPK dan honorer,” jelas politikus Demokrat itu.
Pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, diminta untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kebetulan ada Pak Asli (Kepala Disdikbud Samarinda), saya harap ada kebijakan yang bisa diambil sesuai kebutuhan di sekolah ini,” sambungnya.
Ia berharap dengan tersampaikannya masukan dari SDN 005 Loa Janan Ilir, kebutuhan akan tenaga pengajar dapat segera terpenuhi sehingga proses belajar-mengajar dapat dilakukan dengan maksimal.
“Kami dari DPRD hanya ingin anak-anak kita mendapatkan akses pendidikan yang layak, yang semestinya, salah satunya guru yang memang sesuai dengan kebutuhan sekolahnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, terkait peresmian gedung baru di SDN 005 Loa Janan Ilir, Puji Astuti menekankan pentingnya perawatan dan pemeliharaan fasilitas tersebut.
Ia berharap seluruh jajaran di sekolah dapat bersinergi untuk menjaga kualitas gedung, sejalan dengan harapan Wali Kota Samarinda Andi Harun saat meresmikan gedung baru tersebut.
“Dijaga dengan baik sebagaimana keinginan Pak Wali. Saling kerja sama dirawat, apalagi untuk belajar anak-anak kita yang akan jadi generasi masa depan,” ucapnya.
Tempat yang berkualitas dianggap mampu membawa proses transfer ilmu kepada siswa-siswi menjadi lebih optimal.
Maka akan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan. (*)