SAMARINDA: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni menegaskan pergantian pemerintahan sekarang dengan pemerintahan sebelumnya tidak mengurangi sedikit pun kerja sama dengan GIZ (Organisasi Kerja Sama Internasional Jerman).
“Bahkan salah satu misi dari Pak Gubernur Kaltim (Rudy Mas’ud), bagaimana membangun desa karena daerah-daerah ekosistem yang konservasi ini kan ada di wilayah pedesaan,” ujarnya.
Hal itu ia katakan saat menerima kunjungan Konsul Kerja Sama Pembangunan, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Mr Oliver Hoppe di Ruang Rapat Sekretaris Daerah, Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin, 30 Juni 2025.
Sekda menjelaskan, kunjungan kerja Mr Oliver Hoppe ke Provinsi Kaltim ini dalam rangka kerja sama pembangunan GIZ-ProMangrovePeat yang merupakan proyek kerja sama Pemerintah Republik Federal Jerman dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut yang kegiatannya difokuskan di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
“Dari GIZ atau Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit, diundang bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq bersama Pak Gubernur Kaltim untuk mengunjungi Desa Pela Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara untuk melihat langsung Pesut Mahakam, pada 3 Juli mendatang,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Sekda mengatakan perwakilan Republik Federal Jerman juga menanyakan apakah ada dampak dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku.
“Kita sampaikan pembangunan IKN sangat berdampak sekali secara ekonomi bagi Provinsi Kaltim,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan bagiamana upaya Pemprov Kaltim menyeimbangkan antara pembangunan dengan ekonomi dan lingkungan.
“Kita sampaikan semua, termasuk Pergub yang membatasi eksploitasi di kawasan yang merupakan daerah yang bernilai konservasi karbon tinggi dan nilai itu tidak boleh dibabat. Salah satu kebijakan tersebut mungkin belum ada di tempat lain,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu mengaku, sebelumnya Benua Etam sudah bekerja sama dengan Jerman pada berbagai kegiatan.
Ada tiga proyek yang semua dibantu oleh GIZ.
Pertama, dokumen transformasi ekonomi berbasis transisi energi.
Kedua, berkaitan dengan ekonomi yang berbasis dengan ekonomi hijau dan ketiga, penyiapan tenaga kerja berbasis green jobs.
Sementara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) telah menyepakati pelaksanaan dua proyek.
Kedua proyek tersebut ialah Green Jobs for Social Inclusion and Sustainable Transformation (GESIT) yang diampu oleh Direktorat Ketenagakerjaan dan proyek Green Economic Recovery (GER) yang diampu oleh Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik.
Proyek tersebut bertujuan untuk mendukung komitmen pemerintah dalam penerapan ekonomi hijau dan peningkatan ketenagakerjaan di bidang pekerjaan hijau/green jobs secara inklusif. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi