SURABAYA: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengatakan tema peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) tahun ini sangat tepat untuk kembali menyerukan pentingnya upaya bersama menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global dan perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Sebagai informasi, peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 mengangkat tema “Otonomi Daerah Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau dan Lingkungan Hidup yang Sehat”.
“Saatnya bagi kita untuk bersama menyelamatkan bumi, save our earth,” kata Akmal Malik usai mengikuti Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di halaman Balai Kota Surabaya, Kamis (25/4/2024).
Ia menginginkan, peringatan Hari Otda tahun ini harus menjadi momentum agar semua daerah bergerak untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik.
Menurutnya, Kaltim sudah selaras dengan tema tahun ini dimana Kaltim telah menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mengimplementasikan kerja sama dengan Bank Dunia (negara-negara donor) dalam upaya penyelamatan hutan dan lingkungan, serta penurunan emisi karbon.
Atas keberhasilan Kaltim dalam upaya penyelamatan bumi melalui Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF), Indonesia sudah menerima pembayaran sebesar 20,9 juta USD atau setara Rp313 miliar dari total 110 juta USD atau Rp1,6 triliun dari Bank Dunia.
“Saya berharap dana karbon fund itu bisa kita jadikan modal untuk mengoptimalkan peran kita menjaga lingkungan,” harapnya.
Ia mengaku, keberhasilan Benua Etam tersebut tidak lepas dari kebijakan para mantan gubernur Kaltim sebelumnya.
“Apa yang sudah dilakukan mulai dari Pak Suwarna, Pak Awang dan Pak Isran kan bagus semua. Kita berharap, konsep-konsep yang bagus semua itu akan kita lanjutkan,” ajaknya.
Kegiatan turut dirangkai penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Bakti Praja Nugraha kepada sejumlah kepala daerah dan mantan kepala daerah yang berprestasi.
Antara lain mantan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.(*)