Samarinda – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Kaltim turut melaksanakan upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia secara virtual dari Istana Merdeka Jakarta.
Walau mengikuti secara daring di Aula Kantor Kemenkumham Kaltim Jalan MT Haryono Samarinda, antusias semangat kemerdekaan jajaran Kanwil Kemenkumham Kaltim tetap terlihat dengan rapi menggunakan pakaian adat berbeda.
Terlihat Kepala Kanwil Kemenkumham Kaltim Sofyan, Kepala Divisi Administrasi Hajrianor, Kepala Divisi Pemasyarakatan Jumadi dan beberapa pejabat struktural hadir mengikuti acara dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sedangkan seluruh pejabat maupun pegawai Kanwil lainnya mengikuti upacara HUT RI secara daring di kediaman masing-masing dengan menggunakan pakaian adat juga.
“Selamat ulang tahun Republik Indonesia Ke-76 Tahun. Merdeka,” ucap Kakanwil Kemenkumham Kaltim/Kaltara Sofyan saat bertemu dengan awak media di Lapas Kelas IIA Samarinda, Selasa (17/8/2021).
Sofyan mengatakan jika merdeka merupakan gambaran sikap pribadi terhadap lingkungan sekitar. Sederhananya yaitu bagaimana cara memanusiakan orang lain.
“Menurut pribadi, saya memaknai kemerdekaan dengan bagaimana kita bisa memanusiakan perbuatan kita. Apakah perbuatan bisa melayani orang dengan baik atau malah mengekang orang sekitar,” tuturnya.
Apalagi selaku aparatur sipil negara (ASN) tentu wajib memiliki sebuah take line yang mampu menerapkan pelayanan serta berakhlak baik. Jelas tata nilai yang harus dijalankan yaitu Kumham, profesional, akuntabel, sinergitas, transparan dan inovatif.
“Insyaallah jika para jajaran insan pengayoman sudah menerapkan hak prinsip tersebut kepada masyarakat maka semua akan berjalan dengan baik,” terang Sofyan.
Mantan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Utara ini juga menuturkan, saat mengikuti penyerahan remisi hukuman terhadap narapidana yang berada di seluruh Indonesia secara virtual, ada yang menarik perhatian yaitu kisah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Diceritakannya bahwa ada seorang mantan narapidana tipiter yang awalnya meracik bom namun saat bebas dari Lapas justru beralih menjadi peracik soto.
Bahkan yang lebih baik lagi adalah, di setiap hari Jumat, mantan peracik bom itu memiliki rutinitas yang mulia yakni memberikan dagangan sotonya secara cuma-cuma alias gratis kepada setiap orang.
Sehingga sikap perbuatan seperti itulah yang diharapkan kepada para tahanan jenis apapun untuk dapat mengaplikasikan semua pembelajaran yang didapat saat menjalani proses binaan.