Samarinda – Meningkatnya kasus pasien meninggal akibat Covid-19 membuat pemerintah sibuk mencari cara untuk dapat mengoptimalkan kapasitas lahan pemakaman yang memadai.
Tidak heran jika pemerintah begitu gigih mencari cara agar dapat menekan kasus penyebaran Covid-19 terkhusus di Kota Samarinda. Mulai dari imbauan melaksanakan proses menempuh pendidikan secara dalam jaringan (daring) hingga instruksi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Diperketat.
Bahkan diketahui, sampai tanggal 11 Juli 2021, jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di Kota Samarinda sudah mencapai 672 kasus.
Kepala Disperkim Kota Samarinda Dadang Airlangga menyampaikan jika saat ini pihaknya juga terus berusaha untuk membantu tim Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 untuk menyiapkan lahan pemakaman hingga kru pemakaman.
Selain itu, dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 yang akhir-akhir ini meningkat, Dadang berharap dapat optimal dalam bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun tim pemulasaraan yang ada di rumah sakit agar bisa segera dimakamkan.
“Jadi kami tetap standby 24 jam. Sampai 11 Juli sudah 672 yang kita makamkan dan lahan yang tersisa kalau bisa kita optimalkan 300 jenazah lagi. Kita berharap korban melandai agar kinerja balik asal. Normal lah pemakaman itu bisa satu sampai dua saja,” jelas Dadang pada awak media, usai mengikuti rapat di Balai Kota Samarinda, Senin (12/7/2021).
Kemudian, dibeberkannya kalau dalam waktu dekat pihaknya akan melelang bantuan keuangan (bankeu) tahap tiga dimana akan menambah lahan dengan kapaitas 1.000 jenazah nasrani maupun muslim di Pemakaman Serayu Covid-19.
“Jadi kita dibantu APBD Provinsi bankeu Rp 4,1 miliar dan Rp 900 juta APBD kota. APBD kota ini untuk rekayasa lapangan makam nasrani. Sedangkan Rp 500 juta untuk perluasan pemakaman muslim. disamping itu ada bankeu Rp 4,1 miliar untuk tahap tiga yaitu penyiapan infrastruktur, jalannya, drainase dan turap,” pungkasnya.