JAKARTA: Teguh Santosa terpilih kembali sebagai Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) periode 2025–2030 melalui mekanisme aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) Kedua JMSI yang digelar di Hotel Acacia, Jakarta, Minggu sore 22 Juni 2025.
Keputusan aklamasi tersebut diambil dalam sidang pleno yang dimulai pada pukul 17.00 WIB setelah seluruh 29 Pengurus Daerah (Pengda) yang hadir sepakat mengusulkan dan mendukung penuh kepemimpinan Teguh Santosa untuk lima tahun ke depan.
Ketua JMSI Kalimantan Timur, Mohammad Sukri, menyambut baik keputusan aklamasi tersebut dan menyebutnya sebagai hasil dari aspirasi kolektif seluruh peserta Munas. Menurutnya, keberlanjutan kepemimpinan Teguh menjadi simbol harapan baru untuk kemajuan organisasi ke depan.
“Dengan adanya Teguh bersedia untuk menjadi ketua umum kembali, harapan ke depan tetap menjadi momentum untuk kemajuan organisasi. Itu memang keinginan dari teman-teman Komisi I, Komisi II, dan Komisi III, agar JMSI benar-benar memberikan manfaat nyata bagi anggotanya,” ujar Sukri.
Sukri yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Sidang Munas menambahkan bahwa rekomendasi-rekomendasi strategis yang dirumuskan dalam Munas akan menjadi dasar pijakan kepengurusan baru dalam menyusun program kerja, dan menjadikan figur Teguh Santosa sebagai referensi solid bagi seluruh pengurus daerah.
“Harapan ke depan, rekomendasi ini menjadi catatan penting yang bisa diterjemahkan dalam langkah-langkah strategis pengurus baru. Dan tentu saja, Teguh menjadi referensi dan pemersatu bagi kita semua,” lanjutnya.
Dalam pidato perdananya setelah kembali dipercaya sebagai ketua umum, Teguh Santosa menegaskan pentingnya membangun ekosistem media siber yang profesional dan partisipatif. Ia menyoroti peran media berbasis internet dalam mendorong diskursus publik yang sehat, berbeda dari platform digital satu arah yang cenderung sepihak dan minim konfirmasi.
“Kalau platform digital itu satu arah, dia seperti berita tanpa check and balance. Tapi dengan media siber, partisipasi publik dilibatkan. Di situ ada perdebatan yang terarah, dan ini yang harus menjadi kerangka kita bersama dalam rangka menuntut kebijakan pemerintah yang lebih adil,” jelas Teguh.
Ia juga mengajak seluruh anggota JMSI untuk membuktikan bahwa media siber bisa tumbuh sebagai perusahaan profesional yang tak hanya memenuhi standar jurnalistik, tetapi juga mampu menjadi sumber kehidupan layak bagi para pekerjanya.
“Berserikat, berjaringan, berasosiasi ini adalah hak mereka yang ingin naik kelas. Kalau kita merasa masih dalam fase itu, ini kesempatan terbaik untuk menyatukan semua potensi yang kita punya,” ujarnya.
Ia menilai konsolidasi dan kolaborasi penting untuk membangun media yang tangguh dan melahirkan jurnalistik yang produktif, konstruktif, dan berdampak positif bagi bangsa.
Teguh berharap kerja-kerja nyata seluruh pengurus ke depan mampu menjawab harapan besar publik terhadap keberadaan media yang bertanggung jawab, kredibel, dan berdaya saing di era digital saat ini.
“Semoga kerja kita nanti bisa lebih ditunggu hasilnya, daripada sekadar memenuhi harapan-harapan yang belum tentu diwujudkan,” pungkasnya.