
Samarinda – Pemerintah Kota Samarinda akan melakukan simulasi pembukaan sementara di kawasan Tepian Mahakam pada Juli mendatang terkhusus bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang sempat dilarang untuk melakukan aktivitas perdagangan.
Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menyampaikan keputusan itu lantaran pihaknya telah menjalin silaturahmi bersama 10 perwakilan PKL Tepian Mahakam.
“Ya tadi kita putuskan bahwa akan membuka kembali seperti yang saya sampaikan kemarin, namun dengan zona terbatas,” ungkap Rusmadi pada awak media, Kamis (24/6/2021).
Karena ada banyak pertimbangan yang dipikirkan yaitu bantaran sungai sebagai fungsi lingkungan. Kemudian terkait memanfaatkan ruang yang memiliki potensi dalam pertumbuhan ekonomi serta sosial budaya dimasa pandemi.
Mantan Sekda Provinsi Kaltim itu menjelaskan jumlah dan zona ruang yang diizinkan untuk PKL tidak banyak hanya di antara dermaga hingga ke depan BTN. Kemudian zona kedua berada di Taman Teluk Lerong namun kawasan ini merupakan area yang bebas dari pedagang.
“Untuk taman kupu-kupu di depan Islamic Center itu juga statusnya bebas pedagang,” tambahnya.
Lebih lanjut, untuk PKL sendiri dibagi menjadi dua segmen, pertama antara dermaga jumlahnya hanya 12 stan dan konteksnya lesehan yang berdasarkan luas yang ada itu 24 meter panjang 12,5 meter melebar jadi modelnya leter u.
“Artinya di sebelah Jalan Gajah Mada tetap d fungsikan, karena di sungai ada tiga meter lebih yang juga dibebaskan dari pedagang,” terang Rusmadi.
Sebab di sana dapat menampung 18 meja. Jadi, PKL bisa merasionalisasi, kemudian di sisi leter u yang panjang hanya ada 6 stan. Yang jelas di sana PKL dibatasi sebanyak 12 orang.
“Sebenarnya yang kita harapkan itu hanya satu sisi saja, full semuanya menghadap ke pemandangan sungai. Makanya meja untuk pengunjung itu hadapnya ke sungai,” pintanya.
Diketahui total jumlah dari PKL di Tepian sebanyak 130 pedagang, namun, sambung Rusmadi, pemkot masih membuka sementara. Karena nanti hanya 27 PKL yang diperbolehkan. Itupun dengan berbagai pertimbangan aspek, apalagi di masa pandemi. Sehingga dari 130 PKL ini harus mampu berembuk mencari caranya untuk stan yang telah disediakan dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Tapi kalau mereka juga sulit, yang paling mudah mereka harus membagi waktu. Kan ada 7 hari, jadi dari 130 itu tinggal dibagi saja 20 stan di setiap tempat yang sudah disediakan,” tukasnya.
Artinya, pemkot sudah mendengarkan suara dari pedagang ini, Covid-19 selama ini sudah kemudian membuat warga semuanya kesulitan.
“Akan tetapi situasi ekonomi juga harus kita perhatikan. Kalau keadaan situasi berisiko tinggi kemungkinan besar belum kami izinkan,” tuturnya.
Terhadap para PKL mereka meminta waktu satu minggu untuk memulai membuka kembali dan direncanakan pada tanggal 2 Juli mendatang.
“Tapi ya kalau dari pemerintah besok juga siap akan tetapi dengan penjagaan yang ketat dan saya harap mereka semua mampu berkolaborasi. Yang paling penting prokes harus tetap dijalankan,” pungkasnya.