Samarinda – Belum selesai menangani pandemi Covid-19 dan persoalan bencana banjir yang menelan rumah warga, kini masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) dihebohkan dengan statemen Anggota Komisi II DPR RI Aus Hidayat Nur terkait pemindahan ibu kota provinsi dari Samarinda ke Balikpapan.
Merasa kurang sepakat dengan pandangan tersebut, Ketua Umum Pemuda Banjar Kalimantan Timur (PBKT) Fahrian Nur pun tegas bersuara bahwa jika hendak memberikan usulan, jangan asal bunyi (asbun).
Menurutnya, sebagai legislator Senayan seharusnya bisa melihat masalah yang memang krusial dan patut dituntaskan seperti mengawal pengesahan Undang-Undang (UU) Ibu Kota Negara (IKN) Baru.
Jangan karena memiliki alasan bahwa Kota Balikpapan itu dekat dengan IKN atau apapun itu, padahal sebenarnya jarak Samarinda juga sudah cukup dekat. Bahkan saat ini sudah memiliki jalan tol. Tentu ini akan mempercepat akses perjalanan dari ibu kota provinsi ke IKN baru.
Ia juga mengemukakan, hal-hal yang memang lebih krusial dan sangat butuh perhatian seperti percepatan vaksinasi Covid-19. Sebab sampai saat ini, pencapaian dua tahap vaksinasi Covid-19 belum lebih dari pada 50 persen.
“Jangan malah mengalihkan dengan isu pemindahan ibu kota provinsi dari Samarinda ke Balikpapan. Anggota DPR RI itu harusnya betul-betul bisa mewakili suara Kaltim. Bukan mewakili sesekali saja, cuma saat mau turun dan pencalonan,” tegasnya, Rabu (15/9/2021).
Ketua Umum PBKT itu pun sempat mengumbar motto Gubernur Isran yaitu berdaulat, harusnya dengan motto ini Anggota DPR RI yang mewakili Kaltim bisa menyuarakan hal paling prioritas di Benua Etam sebagai penyumbang PAD terbanyak.
Selain itu, Ketua Gerakan Perjuangan Rakyat Kalimantan Timur (GPRKT) Yoyok Setiawan juga terlihat geram dan menyoroti hal yang sama.
“Jangan bungul dan membunguli, harusnya lebih fokus bagaimana menanggulangi dan menangani virus ini serta dampaknya karena itu lebih krusial,” kata Yoyok Setiawan.
Sebab kata Yoyok, prioritas sekarang itu ada tiga di antaranya masalah Covid-19, dampak Covid-19 dan pendidikan.
Namun terkait pemindahan ibu kota provinsi dari Samarinda ke Balikpapan, mungkin sebagian orang menganggap itu baru usulan. Tetapi menurutnya tidak, karena isu ini bisa menjadi ego sentris di media sosial.
“Hal ini tidak menutup kemungkinan akan memancing egosentrisme antara warga Balikpapan dan Samarinda, ujung-ujungnya jadi provokasi. Nanti masyarakat Samarinda merasa lebih baik, kencang-kencangan membela daerahnya. Begitu pun Balikpapan merasa lebih baik karena ada yang mengusulkan seperti ini,” paparnya.
Dikatakannya lagi, kalau ada satu hal yang harus Aus pahami bahwa usulan sederhana yang diungkapkan itu akan berpengaruh dan ramai di media. Seharusnya dipikirkan bagaimana dampak ke depannya, apalagi yang bicara adalah wakil rakyat yang terhormat.