Samarinda – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Hendik Sudaryanto mengatakan pandemi Covid-19 memaksa berbagai aspek kehidupan masuk ke dalam ekosistem digital.
Pandemi menuntut semua orang harus berperilaku lebih digital, termasuk dalam hal transaksi.
Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi pembayaran digital atau quick response code Indonesian standard (QRIS) yang merupakan layanan yang disiapkan oleh Bank Indonesia.
“Pembayaran nontunai, kartu atau uang elektronik dan QRIS semakin terasa di masa pandemi ini,” ujar Hendik dalam program Live Radio Talkshow di Radio Suara Mahakam dengan tema “Menyambut Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Kalimantan Timur Tahun 2021. QRIS Cara Pembayaran Digital UMKM”, Selasa (31/8/2021).
Hendik mengakui terjadi peningkatan e-commerce atau transaksi elektronik, baik jumlah pembeli dan penjual, nilai transaksi dan digital payment juga.
Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi yang paling merasakan perubahan serba digital ini.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor menyebut banyak keuntungan didapat apabila menggunakan QRIS.
Seperti memudahkan bertransaksi karena cukup dengan scan, tidak perlu menggunakan uang tunai.
Selain terhindar dari risiko uang palsu, transaksi QRIS juga merupakan jalan yang tepat untuk mengurangi risiko tertular Covid-19.
“Kalau ada yang memudahkan dan aman, mengapa tidak,” ujar Roby.
Dengan QRIS pula, para pelaku UMKM tidak perlu repot lagi menyiapkan angsulan alias uang kembalian.
Di sisi lain, Pertamina Unit Manager Comm Rel and CSR MOR VI Balikpapan Susanto August Satrio turut mendukung pernyataan Roby dengan menyebut Pertamina terus mendorong literasi digital dengan sejumlah pelatihan digital.
“Membina UMKM naik kelas, go modern, go digital, go online dan go global,” kata Susanto.
Pertamina sendiri saat ini membina sekitar 1.700 UMKM di Kaltim, 4.900 UMKM di regional Kalimantan dan 69.000 UMKM di Indonesia.
Susanto menyebut banyak pelaku UMKM binaan Pertamina yang sudah go global, khususnya untuk handycraft.
Bahkan ada satu produk herbal dari Kaltim yang sudah bisa diterima di salah satu restoran di Turki.
“Tentu ini suatu kebanggaan. Ditambah lagi transaksinya dengan QRIS, dijamin lebih mudah,” ucapnya bangga.
Bank Indonesia menargetkan penggunaan QRIS hingga 12 juta pengguna.
Sehingga mereka terus mengkampanyekan QRIS, salah satunya dengan jargon “Lakasi Pakai QRIS, Wal”
Hingga saat ini, transaksi QRIS tertinggi di Kaltim berada di Kota Samarinda dan Balikpapan. Saat pandemi ini pengguna QRIS terus meningkat. Jika tahun lalu baru berjumlah 96.000 UMKM, tahun ini sudah mencapai 170.000 pengguna.
Hampir semua UMKM yang sudah menggunakan QRIS mengaku sangat terbantu dengan layanan tersebut.
Selain mempermudah, QRIS juga mencatat transaksi uang keluar dan masuk dengan jelas, sehingga manajemen keuangan bisa lebih baik.