JAKARTA : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan performa impresif dengan mencatatkan pertumbuhan aset yang kuat dalam lima tahun terakhir.
Pertumbuhan kredit tersebut konsisten dari Rp556,77 triliun pada 2019 jadi Rp726,97 triliun di semester pertama 2024.
Berdasarkan data keuangan yang dirilis, Kamis (26/9/2024) aset BNI tumbuh signifikan sebesar 27 persen, dari Rp845,6 triliun pada 2019 menjadi Rp1.072,45 triliun hingga pertengahan 2024.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, pertumbuhan aset yang dicapai BNI tidak lepas dari transformasi digital yang dilakukan secara menyeluruh dan perluasan jaringan global.
Dikatakan, BNI secara aktif menyalurkan kredit ke sektor korporasi, terutama dalam mendukung proyek-proyek infrastruktur dan nasabah top-tier.
Menurut Okki, selain peningkatan kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga berperan penting.
DPK BNI naik dari Rp614,31 triliun pada 2019 menjadi Rp772,32 triliun pada semester pertama 2024 yang menunjukkan kepercayaan nasabah dan meningkatnya likuiditas BNI.
Dengan berbagai capaian ini, lanjut Okki, BNI berkomitmen untuk menjadi bank digital terdepan di Indonesia.
Dengan fokus pada peningkatan efisiensi operasional, perluasan jangkauan layanan serta memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik kepada nasabah melalui inovasi digital.
Transformasi BNI memiliki beberapa pilar utama yang saling terkait.
Salah satunya adalah digitalisasi di seluruh layanan perbankan, yang memungkinkan BNI untuk semakin memperkuat posisinya di pasar domestik maupun internasional.
Aplikasi mobile banking unggulan BNI, wondr by BNI, menjadi salah satu inisiatif digital yang telah sukses menarik perhatian masyarakat.
Fitur 3 dimensi keuangan yang ditawarkan, yakni Transaksi, Insight, dan Growth, dirancang untuk membantu nasabah dalam mengelola keuangan, merencanakan masa depan dan menumbuhkan aset mereka.
“Ini memungkinkan BNI untuk menawarkan solusi keuangan yang lebih baik dan menjangkau lebih banyak nasabah yang secara langsung berdampak pada pertumbuhan aset,” kata Okki.
Selain itu, transformasi ini juga berfokus pada peningkatan daya saing dan penguatan tata kelola perusahaan.
BNI secara berkelanjutan, melakukan penguatan tata kelola melalui prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan keberlanjutan.
Ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih solid dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Inisiatif-inisiatif BNI dalam transformasi juga terlihat dari langkah-langkah strategis seperti akuisisi Bank Mayora pada 2021 yang kini berganti nama menjadi hibank yang difokuskan pada ekosistem UMKM digital.
Ekspansi bisnis BNI ke berbagai segmen pasar juga turut meningkatkan nilai aset secara keseluruhan karena dapat membuka peluang baru dan memperkuat kontribusi dari berbagai sektor bisnis yang digeluti BNI.
Di samping itu, BNI juga melakukan aksi korporasi berupa pemecahan saham (stock split) pada 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham BBNI di pasar modal.
“Dengan langkah-langkah strategis yang diterapkan, BNI optimis bahwa transformasi yang dilakukan akan terus meningkatkan performa keuangan bank, memperkuat pangsa pasar, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di era digital,” pungkas Okki.(*)