
SAMARINDA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Yusniar Juliana mengungkapkan perekonomian Kaltim tumbuh sebesar 4,48 persen pada tahun 2022. Angka tersebut lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang tumbuh sebesar 2,55 persen.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,48 persen itu menjadi yang terendah di antara empat provinsi lainnya, yaitu, Kalimantan Selatan 5,11 persen, Kalimantan Utara 5,34 persen, Kalimantan Tengah 6,45 persen dan Kalimantan Barat 5,07 persen.
“Namun struktur perekonomian Pulau Kalimantan Tahun 2022 masih didominasi oleh Kaltim dengan kontribusi sebesar 52,14 persen,” kata Yusniar di Samarinda, Senin (6/2/2023).
Hal tersebut dikatakan Yusniar saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik kedua tahun 2023 yang digelar secara hybrid di Ruang Rapat Kantor BPS Kaltim.
Ia memaparkan,untuk triwulan IV-2022 terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,47 persen. Sementara untuk (q-to-q) triwulan IV dibandingkan triwulan III 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,86 persen.
Yusniar pun menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kaltim turut dipengaruhi sejumlah catatan peristiwa di sepanjang tahun 2022, seperti perang Rusia-Ukraina (Februari – sekarang), larangan ekspor minyak goreng (April – Mei), lockdown di China (April – Desember), krisis energi India (Mei – September), dan krisis energi negara Uni Eropa (Agustus).
“Kinerja ekonomi dengan negara mitra dagang Indonesia, seperti China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, Korea Selatan dan Uni Eropa tetap tumbuh pada triwulan IV-2022, walaupun cenderung melambat,” jelasnya.
Lanjut Yusniar, neraca perdagangan Kaltim mengalami surplus sebesar US$30,63 miliar atau tumbuh sebesar 47,03 persen sepanjang tahun 2022.
Faktor dari dalam negeri, dimulainya pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN), peningkatan aktivitas ekonomi di segala sektor, seperti kebijakan pelonggaran syarat perjalanan yang turut meningkatkan angka tingkat penghunian kamar hotel (TPK), peningkatan jumlah penumpang di moda transportasi udara dan laut, penyaluran subsidi BBM dan bantuan sosial tunai, serta realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Sementara dari sisi produksi, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim ialah pertambangan dan penggalian (1,64 persen) sedangkan dari sisi pengeluaran kontribusi terbesar adalah komponen net ekspor (2,18 persen).
Ia menambahkan, sepanjang tahun 2022 kinerja ekonomi Kaltim dipengaruhi oleh faktor domestik (peningkatan belanja pemerintah dan pembangunan infrastruktur IKN sudah dimulai) dan faktor global (peningkatan permintaan batu bara karena perkembangan kondisi geopolitik dan perluasan pasar).