
SAMARINDA : Wali Kota Samarinda Andi Harun mengaku senang serta mengapresiasi inovasi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Varia Niaga Samarinda memproduksi beras yang diberi nama Beras Bebaya.
“Kami senang ada inisiasi Varia Niaga dan ini sudah lama kita cita-citakan sebenarnya bahwa kita memiliki produksi beras sendiri,” kata Andi.
Hal itu ia katakan pada acara Hari Ulang Tahun Perusahaan Umum Daerah Varia Niaga Ke-39 dan Launching Produk Beras Bebaya di Jalan Teuku Umar Samarinda, Rabu (6/9/2023).
Ia menjelaskan, rata-rata inflasi disebabkan karena fluktuasi para komoditi makanan seperti beras, ikan, telur, bawang merah, bawang putih juga minyak goreng.
“Nah Varia Niaga itu menyiapkan dua hal, pertama melakukan bisnis langsung melalui Bebaya Mart. Kedua, membantu penetrasi operasi pasar, misalnya minyak goreng seperti yang pernah dilakukan sehingga bisa mengembalikan situasi harga menjadi normal dan sekaligus mengatasi kelangkaan minyak pada saat itu,” jelasnya.
Menurutnya, trobosan ini merupakan bagian dari upaya Perumda Varia Niaga Samarinda yang berfungsi sebagai penyangga ketahanan pangan.
Ia menyebut, beberapa waktu lalu pihaknya melakukan Gerakan Menanam Cabai dan terbukti bahwa langkah secara kolaboratif antara Dinas Perdagangan dan Varia Niaga mampu menjadi pemecahan masalah terhadap beberapa harga komoditas tertentu yang pada saat tertentu mengalami kenaikan.
“Mudah-mudahan ini bisa beredar di masyarakat secara luas dan juga bisa membantu pengendalian inflasi,” harapnya.
Direktur Perumda Varia Niaga Samarinda Syamsudin menuturkan pihaknya ingin mengulang sukses di pergudangan dan retail, terutama retail pangan karena ada banyak manfaatnya.
“Pertama bisa menjaga inflasi, kedua bisa memicu pertumbuhan ekonomi ada UMKM di situ dan ketiga pangan ini isu nasional jadi kami melihat itu kesempatan dan kebetulan dari nasional, provinsi maupun Pemkot Samarinda mendukung sampai ke arah situ,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, beras dengan merek Ikan Haruan dan Nasi Kuning itu mengambil pasokan dari PT Samudera Indo Pangan dari Bondowoso dan PD Karya dari Pinrang.
“Ke depannya kami ingin memicu petani-petani lokal, baik Samarinda maupun Kaltim untuk meningkatkan produksi supaya berdaya saing. Ketika berdaya saing pastilah kami masuk,” ucapnya.
Ia menambahkan, target awal produksi beras minimal 20 ton perhari. Sementara terkait kesanggupan, ia mengaku pihaknya diberi jatah sekitar 60 ton sekali siklus produksi.
“Soal harga yang jelas kami di bawah HET,” pungkasnya. (*)