Samarinda – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berencana membangun ibu kota negara (IKN) yang smart, sehat dan aman di Kalimantan Timur (Kaltim).
Rektor Universitas Balikpapan yang juga Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Kaltim Dr Isradi Zainal mengungkapkan IKN baru rencananya akan menerapkan smart technology di perkantoran, smart transportion, smart government dan masih banyak lagi yang menggunakan teknologi cerdas.
“Bahkan Presiden Jokowi juga meminta agar IKN menjadi rujukan kota pintar atau smart city di dunia,” jelas Isradi.
Untuk konteks IKN yang aman (selamat), khususnya terkait banjir, polusi dan macet seperti di Jakarta, sebagai seorang insinyur, Isradi menjelaskan saat membangun IKN tidak boleh mengganggu kawasan konservasi.
“Sedapat mungkin mempertahankan kehijauan dan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi geografis di lokasi IKN,” terangnya.
Proses perpindahan IKN sejauh ini, baik-baik saja meski sedikit terhambat karena pandemi Covid-19. Namun demikian, meski kondisinya aman-aman saja, tidak ada pertentangan atau berita negatif tentang rencana perpindahan IKN, tidak menutup kemungkinan ke depan akan muncul berita negatif/hoaks tentang perpindahan IKN.
Maka dari itu perlu ada penataan, pengawasan, regulasi yang mengatur dengan baik serta sistem kuat yang terintegrasi secara masif, baik di Kaltim ataupun wilayah lain untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa melalui dunia maya.
Selain itu, dia mengimbau agar masyarakat juga harus cerdas dan bijak, khususnya saat mendapati berita yang belum tentu kebenarannya.
Menurutnya, kebanyakan hoaks terbentuk berdasarkan spekulasi yang bisa memecah belah persatuan bangsa.
Cara jitu mengalahkan hoaks itu adalah kecerdasan intelektual, emosional dan juga spiritual.
Secara sederhana, kaum intelektual merupakan sosok teladan, berpendidikan, dan mempunyai pengetahuan yang tinggi.
Isradi juga membeberkan hasil survei Mastel 2017, dimana sebanyak 92,4% hoaks bersumber dari media sosial (medsos) dengan materi hoaks paling besar ialah berita duka sebanyak 118,8%.
Dia menyarankan sebelum memercayai suatu berita, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu alamat situs tersebut, kemudian bandingkan dengan media lainnya, apakah benar berita yang disebarkan tersebut.
“Agar lebih terpercaya, penulis dan narasumbernya harus diketahui dengan jelas,” pesan Isradi.